Ada Aksi Ambil Untung dari Wabah Corona

Penyemprotan cairan disinfektan di kereta, cegah virus corona.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

VIVA – Harga Bitcoin menyentuh Rp80,6 juta pada Rabu malam, 18 Maret 2020. Pekan lalu, harganya sempat turun ke Rp63,52 juta. Pada 2 Januari 2020, nilainya mencapai Rp96 juta, lalu sempat melonjak hingga Rp141 juta pada 14 Februari 2020.

6 Tips Dasar Bermain Cryptocurrency

Meski sempat turun pada pertengahan Februari lalu, namun Bitcoin sudah mulai memperlihatkan tren kenaikan harga. Sekali pun harga Bitcoin dan aset kripto (cyrptocurrency) lainnya mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir, tetapi beberapa token saat ini mulai menunjukkan lonjakan harga yang cukup tinggi, atau dalam selang dalam beberapa hari saja.

Bahkan, beberapa aset kripto mengalami kenaikan lebih dari 100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini merupakan momen yang tepat untuk berinvestasi di aset kripto. Karena, selain harga yang sedang turun, momen halving day Bitcoin juga akan berlangsung beberapa minggu lagi.

Nilai Aset Bitcoin Sentuh Rp 1 Miliar, Investor Diminta Lakukan Riset dengan Teliti

Kepala Eksekutif Indodax Oscar Darmawan mengatakan bahwa aset kripto masih menjadi aset yang menarik diperdangkan pada saat Virus Corona COVID-19. Justru dengan masyarakat melakukan work from home di sebagian besar wilayah Indonesia membuat aktifitas perdagangan aset kripto justru melonjak cukup tinggi.

“Harga Bitcoin dan aset kripto lainnya turun karena ada aksi jual dari sekelompok orang yang membutuhkan uang tunai karena kondisi ekonomi global yang terus memburuk," kata dia di Jakarta, Rabu, 18 Maret 2020.

Terpopuler: Ruko di Medan Tambang Bitcoin, Banggar Ultimatum APBN Bengkak untuk IKN

Akan tetapi, Oscar melanjutkan, dalam dua hari terakhir, harga aset kripto mulai mengalami lonjakan harga kembali karena permintaan (demand) yang muncul dari orang yang khawatir dengan kondisi ekonomi global saat ini yang makin tidak menentu akibat COVID-19.

"Ini menjadi momen menarik untuk melihat bagaimana performa aset kripto di tengah tekanan ekonomi global, apakah mampu aset kripto membuktikan dirinya sebagai aset yang anti resesi," tuturnya.

Menurut dia kondisi aset kripto ini berbeda dengan produk investasi lain, seperti saham dan reksa dana yang dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi dan kebijakan pemerintah saat Virus Corona.

Hal itu dikarenakan Bitcoin dan aset kripto lain tidak dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi dan kebijakan pemerintahan, melainkan hanya supply and demand.

“Jadi, wabah Virus Corona ini tidak memberikan dampak langsung kepada penurunan harga Bitcoin. Penyebab turunnya harga hanya karena aksi jual dari sekelompok orang yang membutuhkan uang tunai untuk berbelanja dan menyelamatkan usaha mereka akibat Corona," klaim Oscar.

Ia juga mengaku harga Bitcoin relatif lebih kuat bertahan dibandingkan produk investasi lainnya, seperti saham, reksa dana, dan yang lainnya yang terpengaruh langsung dengan krisis global dan kebijakan pemerintah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya