Corona Menggila, Facebook dan Twitter Dalam Bahaya

Ilustrasi pertarungan Facebook vs Twitter.
Sumber :
  • chaaps.com

VIVA – Wabah Virus Corona makin menggila. Hal ini berdampak ke penjualan iklan di Facebook dan Twitter. Seperti diketahui, iklan menjadi penyumbang terbesar pendapatan dua media sosial tersebut. Penjualan iklan bahkan tidak bertambah ketika lebih banyak pengguna menghabiskan waktu di jejaring sosial selama work from home terkait COVID-19.

Elon Musk Kirim 'Surat Cinta' untuk Pengguna Baru X

"Kami tidak memonetisasi banyak layanan di mana kami melihat peningkatan keterlibatan pengguna, dan kami telah melihat melemahnya bisnis iklan kami di negara-negara yang mengambil tindakan agresif untuk mengurangi penyebaran COVID-19," kata Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg, dilansir dari NYTimes, Kamis, 26 Maret 2020.

Selain itu, saham Facebook turun sekitar satu persen setelah beberapa jam setelah kenaikan 8,7 persen dalam perdagangan reguler di Bursa Efek New York. Facebook mengatakan pengiriman pesan di seluruh platformnya telah meningkat lebih dari 50 persen dibandingkan bulan lalu di banyak negara yang terkena dampak terburuk.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Di Italia, secara khusus, pengguna telah menghabiskan 70 persen lebih banyak waktu di aplikasinya. Panggilan grup dengan tiga atau lebih peserta melonjak lebih dari 1.000 persen di negeri Pizza itu pada bulan lalu.

Satu hari sebelumnya, Twitter melaporkan peningkatan pengguna aktif tetapi menarik prospek pendapatan di kuartal pertama tahun ini sedikit turun secara tahunan atau year on year (yoy).

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Sebelumnya, Twitter memperkirakan pendapatan antara US$825 juta hingga US$885 juta, atau naik 8,6 persen dari tahun sebelumnya. Media sosial berbasis mikroblog itu dijadwalkan mengumumkan kinerja keuangannya pada 30 April 2020.

"Banyak pengiklan telah menarik anggaran pemasaran untuk mengendalikan biaya karena ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi Virus Corona. Beberapa juga tampaknya ragu untuk beriklan bersama diskusi soal Corona karena takut mengaitkan merek mereka dengan topik sensitif," ungkap Chief Financial Officer Twitter, Ned Segal.

Ia menyebut penyebaran Virus Corona telah membuat media sosial seperti Twitter menjadi layanan penting bagi banyak orang. Sebab, orang-orang ingin terus mengikuti perkembangan beritanya, dan tetap bisa berhubungan dengan teman-teman secara virtual.

Pada sisi lain, banyak pengiklan dilaporkan menarik anggaran pemasaran untuk mengendalikan keuangan karena ketikdapastian soal Covid-19. Para pengiklan juga khawatir merek mereka dikaitkan dengan topik sensitif tersebut.

Segal juga mengungkapkan, total pengguna aktif harian monetisable (mDAU) melonjak 23 persen menjadi 164 juta orang. Hal ini terutama didorong percakapan mengenai Virus Corona, serta berbagai peningkatan produk yang sedang berlangsung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya