Apa Beda Aplikasi PeduliLindungi Kominfo dan TraceTogether Singapura

Ilustrasi batuk/TBC/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tiba-tiba meralat keputusannya soal mengunduh Aplikasi TraceTogether. Aplikasi pemantau terinfeksi pandemi Virus Corona COVID-19 itu resmi dilarang lantaran mirip dengan milik pemerintah Singapura. Lantas, Kominfo menggantinya dengan Aplikasi PeduliLindungi.

Menko Airlangga Undang Pengusaha Singapura Kembangkan Bisnis di RI Lewat ISBF 2024

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika Kominfo, Ahmad M. Ramli. "Masyarakat jangan lagi instal (aplikasi) Tracetogether. Saya khawatir akan diarahkan ke aplikasi milik Singapura itu," ungkapnya singkat, Jumat, 27 Maret 2020.

Sebagai gantinya, Ramli mengaku jika pemerintah sedang mengembangkan aplikasi dengan fungsi sama, tetapi dengan nama lain, yaitu PeduliLindungi. Rencananya aplikasi baru itu akan mulai diuji coba Senin, 30 Maret mendatang.

Kemlu Pastikan Tidak Ada Korban WNI dalam Insiden Jembatan Ambruk di Baltimore

"Kami harapkan bisa tracing test hari Senin pekan depan. PeduliLindungi yang dipakai ini sejenis sama TraceTogether. Bedanya adalah buatan anak negeri," jelas Ramli. Ia mengatakan bahwa Aplikasi PeduliLindungi dikembangkan bersama dengan salah satu perusahaan besar di Indonesia.

Namun, karena masih dalam proses pengembangan, ia pun meminta masyarakat untuk lebih bersabar menunggu aplikasi ini diluncurkan. Aplikasi PeduliLindungi akan dipasang ke ponsel milik pasien positif COVID-19 yang kemudian akan mencatat pergerakan pasien tersebut selama 14 hari ke belakang.

Revisi UU ITE Disahkan, Privy Siap Amankan Transaksi Keuangan Digital

Aplikasi ini akan mendeteksi nomor ponsel yang pernah berada di sekitar pasien positif Corona. Bagi orang-orang yang terdeteksi pernah berada di sekitar atau satu lokasi dengan pasien positif akan mendapatkan notifikasi atau peringatan melalui SMS blast.

Kemudian, penerima notifikasi harus menjalankan protokol orang dalam pengawasan (ODP). "Saya tegas bahwa aplikasi ini bukan kita beli dari Singapura, tapi dikembangkan sendiri," tutur dia.

Meski begitu, publik tetap dibuat penasaran dengan penggantian singkat aplikasi pemantau COVID-19 tersebut.

Sebab, pekan ini pemerintah Singapura mengumumkan menjadikan teknologi di balik Tracetogether, Blue trace, sebagai open source, sehingga bisa digunakan secara gratis di seluruh dunia untuk memerangi COVID-19.

Aplikasi TraceTogether bekerja dengan memanfaatkan sinyal Bluetooth yang terhubung dari satu ponsel ke ponsel lain dengan jarak maksimal 2 meter.

Saat ada orang terdeteksi terinfeksi Virus Corona COVID-19, maka pemerintah akan menghubungi warga yang dekat dan meminta untuk menyetorkan data lokasi ponsel ke pemerintah untuk melakukan pelacakan dan interaksi yang pernah dilakukan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya