Deretan Platform Digital yang Banyak Diakses Cari Informasi COVID-19

Vaksin COVID-19.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Aplikasi pesan instan WhatsApp banyak diakses selama wabah Virus Corona COVID-19 melanda berbagai belahan dunia. Data ini berasal dari survei yang dikeluarkan perusahaan konsultan Kantar.

Konsisten Mengomunikasikan Value Perusahaan, BRI Raih 6 Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Dikutip TechCrunch, Sabtu, 28 Maret 2020, survei ini diikuti 25 ribu konsumen dari 30 pasar yang digelar sejak 14 hingga 24 Maret 2020.

Hasilnya menunjukkan kenaikan penggunaan WhatsApp mencapai 40 persen, angka ini tumbuh 27 persen saat awal pademik COVID-19 berlangsung. Pada negara yang sudah ada dalam fase pandemi lanjutan, kenaikan pengguna WhatsApp melonjak hingga 51 persen.

Soal Lemahnya Penegakkan Aturan ke Tiktok, Ekonom Singgung Ambisi Jalur Sutra Tiongkok

Menurut pihak Kantar, pada pasar individual kemungkinan penggunaan WhatsApp bisa lebih tinggi lagi. Seperti Spanyol yang menunjukkan lonjakan hingga 75 persen. Dalam laporan itu, pertumbuhan penggunaan terbesar berada di antara 18 hingga 34 tahun.

Penggunaan WhatsApp, Facebook, dan Instagram juga bertumbuh lebih dari 40 persen dari demografis yang sama. Aplikasi lain juga mengalami hal yang sama. Secara keseluruhan penggunaan Facebook meningkat 37 persen. Sementara media sosial lokal China melonjak mencapai 58 persen.

Kata Pj Gubernur soal Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ditahan Jaksa Karena Korupsi COVID-19

Meski terjadi peningkatan terhadap penggunaan, tapi para konsumen mengatakan tidak mempercayai platform media sosial untuk berita kritikal terkait COVID-19. Kanal berita nasional dan website lembaga pemerintah menjadi pilihan terbaik mereka untuk mencari informasi tentang Corona.

Kepercayaan pada dua sumber itu masing-masing 58 persen dan 48 persen, para konsumen mengidentifikasinya sebagai sumber yang dapat dipercaya. Sedangkan platform media sosial hanya mendapatkan 11 persen saja.

Aplikasi palsu Corona

Selain itu, sejumlah aplikasi telah diluncurkan di tengah wabah Corona. Mulai dari aplikasi mencuci tangan hingga pelacak gejala. Namun para ahli memperingatkan tentang keamanan Android pada aplikasi tersebut, yang berpotensi mencuri kontak telepon dan pesan pribadi.

Dilansir dari situs Mirror, peneliti ThreatLabZ Shivang Desai menemukan sebuah aplikasi yang menggunakan situs domain coronavirusapp[.]site, mengklaim bahwa mereka dapat memberi tahu pengguna ketika ada orang terinfeksi COVID-19 di dekatnya.

Faktanya aplikasi ini berisi ransomware berbahaya, yang memungkinkan pemiliknya membaca kontak pengguna bahkan mengirim pesan teks. Dalam sebuah blog dijelaskan jika aplikasi ini diinstal, maka akan meminta pengguna mengklik tombol yang akan mengarahkan mereka ke portal penjualan masker online.

"Ada ancaman bahwa malware bisa meminta korban untuk membayar masker secara online dan mencuri informasi kartu kredit. Kami percaya aplikasi ini masih dalam tahap awal dan fungsi ini akan ditambahkan saat aplikasi diperbarui," ujar Desai.

Setelah aplikasi diunduh, aplikasi akan mengumpulkan kontak kemudian mengirim pesan teks dengan tautan unduhan aplikasi. Tujuannya agar semakin banyak pengguna yang menggunakan platform ini. "Selama wabah COVID-19, penting untuk melindungi diri sendiri secara online, sama pentingnya dengan menjaga kesehatan Anda," katanya.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, jangan memasang aplikasi di luar Play Store maupun App Store. Kemudian jangan pernah mengklik tautan yang tidak dikenal yang diterima melalui iklan, pesan pendek, atau email.

Masyarakat juga diminta jangan percaya aplikasi yang memiliki klaim tidak realistis. Terakhir selalu gunakan opsi 'Sumber Tidak Dikenal' untuk menghindari pemasangan aplikasi dari sumber yang tidak dikenal atau tidak sah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya