Alat Pendeteksi Ini Bisa Tahu Pasien Virus Corona di Bawah 5 Jam

Ilustrasi virus corona/COVID-19/laboratorium.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Alat pendeteksi Virus Corona terbaru telah dikembangkan. Alat ini diklaim mampu menguji hampir 200 sampel pasien dalam waktu kurang dari 5 jam. Kit yang dikeluarkan oleh Genetic Signatures dapat menguji 188 sampel dalam waktu sekitar 4,5 jam dengan waktu praktik minimal untuk teknisi laboratorium.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Genetic Signatures telah mengerjakan kit sejak Januari tahun ini ketika skala wabah Corona semakin menyebar. Saat ini perusahaan yang berbasis di Sydney, Australia itu mengklaim telah siap untuk memasok peralatan ke rumah sakit dan mengujinya di laboratorium.

"Kami baru-baru ini meningkatkan kemampuan kami di Eropa dan siap melayani rumah sakit dan laboratorium uji di Inggris dan Uni Eropa," kata John Melki, selaku CEO Genetic Signatures, seperti dikutip dari Mirror, Selasa, 31 Maret 2020.

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Ia berharap alatnya dapat membantu dokter bergerak lebih cepat dan lebih baik dalam mengelola pekerjaan yang mendesak, untuk mendeteksi infeksi dan menyelamatkan hidup manusia.

"Pelanggan dapat menggunakan tes untuk menyaring SARS-CoV-2 sendiri atau sebagai bagian dari Deteksi Patogen Pernapasan EasyScreen kami yang ada, yang mengidentifikasi lebih dari 14 patogen pernapasan umum," ujarnya.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Genetic Signatures bukan satu-satunya perusahaan yang memproduksi peralatan uji cepat untuk Corona. Pekan lalu, Bosch mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan mesin uji coronavirus yang dapat mendiagnosis penyakit hanya dalam tiga jam.

Tes ini sepenuhnya otomatis dan dapat digunakan untuk membantu fasilitas medis melakukan diagnosis lebih cepat dan bahkan memiliki akurasi hingga 95 persen.

“Kami ingin tes cepat Virus Corona oleh Bosch berperan dalam mengatasi pandemi ini secepat mungkin untuk mempercepat identifikasi dan isolasi pasien terinfeksi," kata Ketua Dewan Perusahaan Bosch, Volkmar Denner.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya