Ilmuwan Berhasil Mengubah Aktivitas Otak jadi Tulisan

Alat implan otak pembaca pikiran.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Para ilmuwan berhasil mengembangkan sebuah sistem menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dapat mengubah aktivitas otak menjadi teks tertulis. Saat ini sistem tersebut mampu bekerja pada pola saraf yang ditafsirkan ketika seseorang berbicara dengan keras.

6 Laptop Bertenaga AI Siap Ramaikan Pasar Indonesia

Namun, ada harapan di antara para peneliti itu bahwa pada akhirnya sistem dapat digunakan bagi pasien yang tidak bisa berbicara maupun mengetik.

"Kami belum sampai di sana, tetapi kami pikir ini bisa menjadi dasar dari pidato prostesis," kata Joseph Makin, peneliti dari Universitas California, dari situs Foxnews, Kamis, 2 April 2020.

5 Ramalan Kiamat yang Berhasil Buat Geger Umat Manusia

Ia bersama rekan-rekannya lalu merekrut empat peserta yang dipasangkan susunan elektroda di otak mereka untuk memantau kejang epilepsi. Partisipan kemudian dibaca membaca dengan keras dari 50 kalimat yang telah disiapkan, di antaranya 'Tina Turner adalah penyanyi pop' dan 'Para pencuri itu mencuri 30 perhiasan'.

Kemudian, para ilmuwan melacak aktivitas saraf mereka saat berbicara. Semua data ini kemudian dimasukkan ke dalam algoritma pembelajaran mesin, yang merupakan sejenis program kecerdasan buatan, yang mengubah data aktivitas otak untuk setiap kalimat yang diucapkan menjadi serangkaian angka.

Ngeri, Ternyata Begini Pemakaman Eropa Era Belum Mengenal Tuhan

Algoritma ini pertama kali menghasilkan kalimat yang tidak masuk akal. Namun, karena membandingkan setiap urutan kata dengan kalimat yang benar-benar dibacakan, hasilnya secara bertahap membaik. Selanjutnya, para peneliti menguji sistem, menghasilkan teks tertulis hanya dari aktivitas otak selama seseorang berbicara.

Itu menghasilkan tingkat akurasi yang berbeda-beda, tetapi untuk satu peserta hanya 3 persen dari setiap kalimat yang rata-rata perlu diperbaiki. Ilmuwan lainnya, Christian Herff dari Universitas Maastricht, mengatakan bahwa penelitian ini menarik.

Sebab, sistem ini menggunakan kurang dari 40 menit data pelatihan untuk setiap peserta dan kumpulan kalimat, daripada jutaan jam yang biasanya dibutuhkan. "Dengan melakukan itu mereka mencapai tingkat akurasi yang belum dicapai sejauh ini," tutur Herff.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya