Temuan Baru: Virus Corona Tahan Cuaca Panas

Virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Sekelompok ilmuwan di Prancis mengatakan, virus COVID-19 hanya bisa mati apabila terpapar suhu yang tingginya nyaris mencapai titik didih air.

Suhu Laut Mendatang Bakal Meningkat, Diperkirakan Akan Ada Badai Hebat dan Cuaca Ekstrem

Teori itu bertolak belakang dengan pendapat sebelumnya, yang menyatakan bahwa virus corona bisa dengan mudah binasa apabila berada di iklim tropis. Teori baru itu diterbitkan dalam makalah penelitian berjudul Evaluation of heating and chemical protocols for inactiving SARS-CoV-2.

Dalam makalah tersebut, Profesor Remi Charrel dan rekannya dari Universitas Aix-Marseille menjelaskan bahwa virus corona dapat bertahan di suhu 60 derajat Celcius selama satu jam penuh. Aturan 60 derajat selama 60 menit ini sebelumnya pernah dipakai untuk mengamati Ebola.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Namun, ketika terpapar pada suhu 92 derajat Celcius, hanya dalam 15 menit virus itu sepenuhnya tidak aktif. Meski pemanasan di suhu 60 derajat dapat menekan jumlah sel yang bertahan, namun pemanasan pada suhu 92 derajat terbukti lebih efektif.

Baca juga: 6 Jenis Virus Corona Baru Ditemukan pada Kelelawar

2023 Dinobatkan Jadi Tahun Paling Panas Karena Suhu Bumi Terus Naik, Dampaknya Bikin Nangis!

"Hasil ini bisa membantu memilih protokol yang paling cocok untuk inaktivasi, untuk mencegah paparan pada personel laboratorium yang bertanggung jawab mendeteksi langsung maupun tidak langsung terhadap SARS-CoV-2 untuk tujuan diagnostik," ujar Remi, dilansir dari Sputniknews, Rabu 15 April 2020.

Pekan, Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat menerbitkan laporan yang diarahkan ke Gedung Putih, dan menjelaskan bahwa suhu musim panas yang lebih hangat akan berdampak kecil pada penyebaran virus corona di negara tersebut.

Para peneliti juga menyoroti bahwa pengaruh musim juga tidak ditemukan pada penyakit pernapasan lainnya yang serupa, seperti sindrom pernapasan akut yang parah (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya