Logo WARTAEKONOMI

Awan Hitam Menyelimuti Huawei

Logo Huawei.
Logo Huawei.
Sumber :
  • Instagram/@viktorijanikolovskamk

JAKARTA – Awan hitam menyelimuti Huawei. Pertumbuhan raksasa teknologi China itu harus terhenti pada tiga bulan pertama tahun ini, atau ketika wabah Virus Corona COVID-19 menghantam negeri Tirai Bambu. Kali ini, rencana peluncuran jaringan 5G perusahaan besutan Ren Zhengfei itu tampaknya juga berantakan.

Perusahaan yang berbasis di Shenzhen itu melaporkan pendapatan kuartal I 2020 mencapai US$25,7 miliar (sekitar Rp551,4 triliun), atau hanya naik tipis 1,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Padahal pertumbuhan Huawei pada Januari hingga Maret 2019 mencapai 39 persen.

Yang terkena dampak bukan hanya pendapatan, melainkan juga rencana peluncuran jaringan 5G di Eropa. "Pembatasan terkait COVID-19 mempengaruhi rantai pasokan kami," ujar Juru Bicara Huawei, Evita Cao, seperti dikutip dari situs CNN Internasional, Selasa, 28 April 2020.

Perlu diketahui, wabah Corona telah melahirkan pembatasan perjalanan dari China ke seluruh belahan dunia, seperti beberapa negara bagian Amerika Serikat, mayoritas negara di Eropa, dan Jepang yang kini menghadapi lonjakan kasus.

"Untuk itu kami sedang bekerja sama dengan jaringan pemasok untuk mengatasi tantangan berat dalam produksi, lalu melanjutkan operasional," jelas Cao. Peluncuran jaringan 5G global Huawei terhambat karena beredarnya dugaan hubungan antara 5G dan COVID-19, yang kemudian disebut sebagai teori konspirasi palsu.

Begitu pula dengan pembangunan jaringan 5G Huawei di Eropa. "Pembangunan jaringan 5G di Eropa pasti akan tertunda, kami tidak tahu berapa lama," papar dia. Berdasarkan data terbaru menyebutkan bahwa jumlah pasien di dunia yang terinfeksi positif Corona sebanyak 3,04 juta orang, sembuh 895 ribu dan meninggal dunia 211 ribu orang.