Hardiknas, Kegiatan Belajar Mengajar Dituntut Gunakan Teknologi

Ilustrasi belajar dengan smartphone atau belajar online.
Sumber :
  • Pixabay/Juraj Varga

VIVA – Pandemi COVID-19 di Indonesia menyebabkan para pelajar harus melakukan kegiatan belajar di rumah, untuk menerapkan kebijakan physical distancing dan memutus penyebaran virus. Memaknai Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap 2 Mei, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengajak insan pendidikan untuk melakukan upaya kreatif untuk membangkitkan semangat anak bangsa.

Konsisten Usung Belajar Online Rasa Tatap Muka Usai Pandemi

Psikolog anak, Seto Mulyadi, menerima laporan dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) bahwa ada banyak anak yang stres, karena tak kunjung mampu beradaptasi dengan pendekatan ini. Hal ini tak hanya dirasakan oleh murid, namun juga para guru dan orang tua murid.

Di masa pandemi ini, kegiatan belajar mengajar didorong untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal misalnya melalui aplikasi perpesanan maupun start-up berbasis online. Salah satunya adalah SANS Group yang berfokus pada pengembangan infrastruktur dan teknologi, yang meluncurkan aplikasi Nakula Edu.

5 Aktivitas yang Bikin Liburan di Rumah Jadi Seru

Berbasis mobile dan web, aplikasi ini didesain untuk menjawab kebutuhan belajar mengajar secara online. Terintegrasi dengan Nakula CBT Online dan Nakula Cloud, aplikasi ini tidak hanya diandalkan untuk pembelajaran online secara real-time monitoring, tetapi juga pengelolaan sistem dan manajemen sekolah yang relevan dengan pengembangan teknologi.

"Aplikasi ini menawarkan solusi edukasi terpadu untuk memastikan program belajar-mengajar berlangsung optimal. Dengan aplikasi terpadu, semua kebutuhan belajar mengajar bisa terjawab. Bukan saja bagi guru dan anak didik, tetapi juga bagi manajemen sekolah," kata Fitria Agustina, Co-Founder SANS Group, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 2 Mei 2020.

Tips Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Literasi Digital

Sebelum penyebaran COVID-19, implementasi metode pembelajaran yang menjadi tantangan Revolusi Industri 4.0 masih terbuka. Meski banyak institusi pendidikan yang mengembangkan metode pembelajaran online, namun pertemuan tatap muka masih menjadi pilihan yang diandalkan.

"Apa yang dulu merupakan sebuah pilihan terbuka, kini mau tidak mau harus dilakukan. Bahkan dalam kondisi yang seringkali masih jauh dari ideal, termasuk urusan ketersediaan gadget dan koneksi internet yang memadai," kata CEO SANS Group Yusuf Hamangku.

Menurutnya, ini adalah sebuah momentum perusahaan untuk mengembangkan aplikasi terpadu yang tidak hanya menjawab kebutuhan saat krisis seperti ini, tetapi juga memberikan manfaat optimal untuk menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya