Komet Sukses Menipu Ilmuwan

Komet.
Sumber :
  • Newsweek

VIVA – Sebuah obyek bintang baru-baru ini yang berhasil teridentifikasi oleh para ilmuwan ternyata sebuah komet. Batu luar angkasa berekor itu sukses menipu ilmuwan lantaran menyamar sebagai asteroid. Obyek bintang yang diberi nama 2019 LD2 itu berbagi orbit dengan Planet Jupiter, yang awalnya, diidentifikasi sebagai asteroid.

Samudra Tersembunyi Ditemukan di Perut Bumi, Tiga Kali Lebih Besar dari Lautan Biasa

Dilansir dari situs Daily Mail, Rabu, 3 Juni 2020, studi lanjutan yang dilakukan Universitas Hawaii, Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa identifikasi asteroid itu tidak benar, benda itu hanya lah komet yang orbitnya berubah kacau.

Sebelumnya benda itu disebut dengan Jupiter Trojan, tapi studi baru akhirnya menyebut mereka sebagai bagian dari keluarga komet Jupiter. Komet berada di bawah pengaruh gravitasi Jupiter dan telah dinamakan ulang menjadi P/2019 LD2.

5 Fakta Menarik Gerhana Matahari Total pada 8 April 2024

Menurut ilmuwan di masa depan orbitnya kemungkinan besar akan berubah. Astronom Hawaii juga menyebut mereka sebagai penyelundup yang menyamar sebagai populasi Trojan.

Benda ini ditemukan pada tahun lalu lewat Asteroid Terrestrial-Impact Last Alert System (ATLAS). Sinyal yang ditunjukkannya samar-samar mengarah pada kelompok Asteroid Trojan.

Ilmuwan Selangkah Lagi Menemukan Alien

Pengamatan yang lebih detail dilakukan pada Juni 2019. Pengamat menemukan ekor, dimana hal tersebut adalah sifat ilmiah dari komet. Sedangkan asteroid Jupiter memiliki orbit yang mengikuti planet, mengelilingi Matahari. Mereka berkelompok, ada di barisan depan atau belakang Jupiter.

Tahun depan, Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) akan mengirim pesawat luar angkasa untuk mengunjungi dan mempelajari Asteroid Trojan. P/2019 LD2 tidak ada dalam daftar penelitian, namun peneliti tetap bisa mengamatinya dengan ATLAS.

"Sistem ATLAS dirancang untuk mencari asteroid berbahaya, namun mereka juga dapat menemukan fenomena yang langka di tata surya kita saat memindai langit. Ini lah kelebihan ATLAS, dapat menemukan fenomena yang langka," kata penyelidik utama proyek ATLAS, Larry Denneau.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya