Diciptakan untuk Pelajari Matahari Tapi Justru Menemukan Komet

Komet Swan.
Sumber :
  • SPACE WEATHER

VIVA – Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) adalah pesawat luar angkasa yang diciptakan untuk meneliti dan mempelajari Matahari. Tapi justru pesawat tanpa awak yang dirilis pada 1995 itu menemukan komet ke-4.000. Kehadiran SOHO hasil kerja sama Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) dan Badan Antariksa Eropa (ESA).

5 Negara Tanpa Malam, Matahari Hampir Tidak Pernah Terbenam

Dilansir dari situs Space, Jumat, 19 Juni 2020, SOHO juga dirancang untuk mencitrakan atmosfer di luar Matahari atau korona serta kehadiran angin Matahari.

"SOHO tidak hanya menulis ulang buku-buku sejarah dalam hal fisika Matahari. Tapi secara tak terduga menulis buku-buku tentang komet," ujar ilmuwan ruang angkasa, Karl Battams.

Gerhana Matahari Total Bakal Hadir di Indonesia, Cek Jadwalnya

Karena tujuan utama SOHO lahir untuk mempelajari Matahari, namun faktanya ilmuwan dibikin kaget karena pesawat nirawak ini mampu mengidentifikasi komet. Batuan luar angkasa ke-4.000 ditemukan oleh Trygve Prestgard.

Ia telah menemukan 120 komet melalui program yang dinamakan astronom amatir, dengan menggabungkan citra lainnya, yaitu Solar Terrestrial Relation Observatory atau Stereo. SOHO juga memiliki data Large Angle and Spectrometric Coronagraph (Lasco).

Eropa Siapkan Proyek Gerhana Matahari Buatan, Buat Apa?

Data Lasco ini didapat dari wilayah yang paling terang dari Matahari yang memberikan pandangan samar bagi ilmuwan karena tertutupi oleh sesuatu. Melalui misi Matahari ilmuwan bisa menemukan keluarga Komet Kreutz.

Pesawat luar angkasa tanpa awak SOHO juga melakukan identifikasi Matahari dengan sangat baik, sehingga instrumennya bisa melihat komet meskipun dalam bentuk yang kecil, seperti yang baru-baru ini mereka temukan di mana diperkirakan memiliki ukuran 5 hingga 10 meter.

Sebelumnya, sebuah obyek bintang baru-baru ini yang berhasil teridentifikasi oleh para ilmuwan ternyata sebuah komet. Batu luar angkasa berekor itu sukses menipu ilmuwan lantaran menyamar sebagai asteroid.

Obyek bintang yang diberi nama 2019 LD2 itu berbagi orbit dengan Planet Jupiter, yang awalnya, diidentifikasi sebagai asteroid.

Dilansir dari situs Daily Mail, studi lanjutan yang dilakukan Universitas Hawaii, Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa identifikasi asteroid itu tidak benar, benda itu hanya lah komet yang orbitnya berubah kacau.

Awalnya benda itu disebut dengan Jupiter Trojan, tapi studi baru akhirnya menyebut mereka sebagai bagian dari keluarga komet Jupiter. Komet berada di bawah pengaruh gravitasi Jupiter dan telah dinamakan ulang menjadi P/2019 LD2.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya