40 Ribu Alat Tes PCR Datang, Angin Segar di Tengah Pandemi Corona

Virus Corona COVID-19.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 menyatakan masih terjadi penularan Virus Corona hingga saat ini. Berdasarkan data pemerintah yang masuk hingga Jumat siang, 19 Juni 2020 pukul 12.00 WIB, total ada 43.803 orang positif COVID-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Selanjutnya, 17.349 pasien COVID-19 dinyatakan sembuh dan 2.373 orang meninggal dunia. Kemudian, berdasarkan survei yang dilakukan Lifepal, bekerja dari rumah (work from home/WFH) mengubah perilaku masyarakat selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Kebijakan PSBB di masa pandemi COVID-19 memang sempat menekan pergerakan masyarakat. Namun, apabila era kenormalan baru (new normal) diberlakukan penuh, maka hasilnya menunjukkan bahwa persentase aktivitas warga di tempat publik akan tetap tidak akan pulih 100 persen.

Ditemukan di Sejumlah Negara, Seberapa Bahaya Varian Baru Virus Corona Pirola?

Hasilnya menunjukkan penurunan aktivitas warga di Jakarta yang cukup besar jika dibandingkan dengan frekuensi normal sebelum pandemi COVID-19. Hal itu disebabkan karena banyak warga yang berencana akan mengurangi kegiatan di tempat publik yang dinilai cukup berisiko terhadap penularan wabah ini.

Selain itu, seperti sudah diprediksikan sebelum wabah COVID-19 ditangani dan selesai sepenuhnya, jika beberapa perusahaan dan karyawan akan memilih untuk bekerja di rumah, baik secara bergantian maupun keseluruhan.

Gawat, Ratusan Kucing di Pulau Siprus Meninggal Akibat Coronavirus

Rapid test COVID-19 di Jakarta

Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo, menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya menurunkan kurva angka kasus positif COVID-19. Ia pun mengajak semua pihak memenuhi kebutuhan penanganan pandemi. Salah satu yang dibutuhkan adalah alat tes PCR (Polymerase Chain Reaction).

Oleh karena itu, Doni mengapresiasi bantuan dari PT Unilever Indonesia Tbk atau UNVR berupa 40.320 alat tes PCR senilai Rp10,7 miliar. Sebab, alat ini sangat dibutuhkan dalam pengujian sampel swab individu di tengah masih terjadinya penyebaran wabah Corona.

Rinciannya, alat tes PCR tersebut terdiri dari antigen test kit, reagent, dan alat swab dengan kontainer. Alat tes PCR itu telah didistribusikan ke sejumlah fasilitas kesehatan, di antaranya RSUD Dr Soetomo Surabaya, RSUP Hasan Sadikin Bandung, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta, dan Laboratorium Institut Pertanian Bogor.

"Alat tes PCR masih terus diperlukan selama pandemi ini," kata dia, Jumat, 19 Juni 2020. Sementara itu, Direktur Unilever Indonesia, Hemant Bakshi, melihat pasokan alat tes PCR masih diperlukan dalam penanganan pandemi.

Bahkan, permintaannya sangat tinggi di dunia. “Butuh waktu yang panjang untuk bisa keluar dari krisis ini. Dukungan yang berkelanjutan dan tepat sesuai dengan kebutuhan menjadi sangat penting," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya