Amerika Ngebet Jadi Penjaga Bumi, China Temukan Gel Aneh di Bulan

Ilustrasi Planet Bumi.
Sumber :
  • ohmygov.net

VIVA – Amerika Serikat (AS), melalui Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA), akan memperbarui pedomannya mengenai berapa banyak kontaminasi yang boleh dibawa masuk ke Bumi saat misi eksplorasi di luar angkasa. Sementara pesaing baru AS di bisnis ruang angkasa, China, mengaku menemukan gel aneh di Bulan yang diambil oleh robot penjelajah Chang'e-4.

Penyebaran Narkoba Jenis Fentanil Jadi Ancaman Global

Seperti dikutip dari situs The Verge, Jumat, 10 Juli 2020, pembaruan pedoman NASA itu dikenal sebagai perlindungan Bumi atas dasar hukum yang disahkan AS lebih dari 50 tahun silam. Atau, bahasa gampangnya dinamai Perjanjian Luar Angkasa.

Isinya adalah mendorong negara-negara yang menjelajahi dunia lain di luar Bumi untuk menghindari kontaminasi berbahaya dengan tidak membawa mikroba alien yang bisa menyebabkan kerusakan di Bumi.

Dukung Hak Palestina, China Jalin Hubungan Erat dengan Hamas

Mikroba langka

"Kami ingin mencegah manusia melacak seluruh mikroba yang ada di Tata Surya, sehingga jika kita menemukan beberapa jenis bentuk kehidupan di dunia lain, kita tidak akan membawanya ke Bumi dan menimbulkan bencana," demikian keterangan resmi NASA.

Tantangan Penggunaan AI di Dunia Kedokteran

Pedoman ini juga fokus untuk melindungi manusia dan makhluk hidup lainnya yang ada di Bumi. Jika ada misi yang menemukan mikroba langka, maka regulasi tersebut akan memastikan bahwa penemuan yang dibawa tidak akan membuat makhluk hidup terganggu di Bumi.

Saat ini NASA fokus ke pengiriman manusia ke luar angkasa, khususnya Misi ke Bulan dan Mars, dalam waktu dekat. NASA sedang memikirkan persyaratan yang lebih ketat.

Ilustrasi luar angkasa.

Arahan pertama ada pada Bulan. Satelit alami Bumi itu masuk ke dalam Kategori II, yang artinya ada peluang langka bahwa kontaminasi yang dibawa pesawat ruang angkasa bisa membahayakan misi masa depan.

Sementara arahan kedua adalah mengenai Planet Mars. Untuk misi yang satu ini, NASA disarankan membuat regulasi baru dan tersendiri karena informasi yang dikumpulkan NASA tentang planet merah belum begitu banyak.

Berlanjut ke China, tahun lalu mereka berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa di sisi jauh Bulan bernama Chang'e-4. Pesawat nirawak yang membawa robot bajak ini melakukan penjelajahan tempat yang belum pernah dilihat manusia. Namun kemudian menemukan suatu zat seperti gel aneh.

Dilansir dari situs Metro, gambar-gambar gel aneh tersebut dikirim ke Bumi dan cukup membuat gempar. Setelah satu tahun berlalu, kini para ilmuwan sudah tahu jawabannya dan cukup membuat mereka kecewa.

Kawah Von Karman

Analisis citra yang dikombinasikan dengan studi tentang Bulan, yang dibawa oleh astronot Apollo mengungkapkan bahwa zat seperti gel itu adalah batuan yang telah mencair bersamaan dengan ledakan panas yang dahsyat, di mana kemungkinan besar dampak dari meteor.

"Chang'e-4 menemukan gel berwarna kehijauan yang berkilau saat melintas di Kawah Von Karman, South Pole Aitken (SPA)," menurut ilmuwan dalam makalahnya. Gel itu dibentuk dengan pengelasan sebagai dampaknya. Efek meteor tidak mengubah batuan menjadi lumpur beracun.

Pesawat dan robot bajak berada di Bulan selama tiga bulan dua minggu. Keduanya berhasil memotret gambar visual yang kemudian dikirim ke Bumi. Pendaratan ini juga bertujuan mempelajari perbedaan geologis dan kimia antara dua sisi Bulan, sisi terjauh maupun yang dekat.

Dari bukti tersebut ilmuwan juga menemukan adanya siang dan malam di Bulan. Chang'e-4 diluncurkan pada 8 Desember 2018 yang membawa unit lander dan explorer, dipantau oleh satelit relay yang bertindak sebagai perantara antara pesawat ruang angkasa di sisi gelap Bulan dan Bumi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya