- U-Report
VIVA – Banyak orang memiliki pandangan, bahwa jika ingin terjun ke dunia sains maka diperlukan otak yang encer. Kemampuan untuk menghitung, menerjemahkan data dan memahami ilmu pasti, memang memegang peranan penting untuk bisa berkiprah di bidang tersebut.
Namun menurut C-Suite Headhunter and Executive Coach senior, Pri Notowidigdo, kemampuan itu tidak cukup untuk bisa bersaing di dunia life science saat ini. Diperlukan juga kemampuan manajemen dari seorang peneliti.
Dalam acara webinar i3l School of Business the Horizon by Master in Biomanagement, dikutip Kamis 23 Juli 2020, Pri menyatakan perlu adanya implementasi elemen manajemen yang mendorong suksesnya perubahan. Ia mengatakan, ada lima elemen yang harus dikuasai oleh para ilmuwan muda, yakni:
Awareness
Seseorang perlu memahami tentang sifat perubahan, yaitu apa penyebab adanya perubahan. Awareness meliputi hal yang penting dan bermakna bagi seseorang. Seberapa kuat keyakinan seseorang dan nilai pengalaman apa yang penting bagi kamu.
Desire
Desire berhubungan dengan pilihan individu, pengaruh dari sifat perubahan itu sendiri, situasi individu, dan motivasi masing-masing individu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suksesnya terciptanya desire, salah satunya bisa menyeimbangkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan.
Knowledge
Knowledge adalah informasi, latihan dan edukasi yang diperlukan untuk mengetahui bagaimana cara untuk perubahan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berkembangnya knowledge, termasuk pengetahuan yang dimiliki saat ini serta kemampuan seseorang menambah pengetahuan.
Action
Kemampuan untuk menerapkan keahlian dan perilaku yang diperlukan dalam perubahan. Ini merepresentasikan seberapa mahir seseorang dapat menerapkan kemampuan yang diperlukan, dan bertindak dengan kemampuannya dalam proses perubahan.
Reinforcement
Tahap di mana perubahan yang sudah dijalankan untuk tetap dipertahankan, dan bahkan disempurnakan. Ada tiga hal terkait hal ini, yaitu integritas, mendengarkan kata hati dan lakukan apa yang kamu sukai.