COVID-19 'Paksa' Influencer Kerja Keras

Ilustrasi influencer.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Virus Corona COVID-19 berdampak pada setiap kehidupan masyarakat di dunia. Tidak terkecuali influencer. Country Director Gushcloud South East Asia, Oddie Randa mencatat, para influencer atau digital creator di kawasan Asia Tenggara mengunggah lebih banyak konten selama pandemi masih melanda.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ia juga menjelaskan seorang digital creator harus lebih bisa beradaptasi saat ini. Apalagi dalam membuat sebuah konten hanya membutuhkan tim kecil.

Selain itu perubahan yang dibawa COVID-19 telah memicu poros utama dalam perilaku konsumen, seperti apa yang mereka habiskan, konten yang mereka konsumsi, dan prioritas mereka.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Para influencer atau digital creator dan industri pemasaran dapat beradaptasi, kita perlu merangkul perubahan ini dan sepenuhnya mengadopsinya untuk mengedepankan strategi baru terhadap merek," katanya, dalam acara whitepaper virtual press conference, Selasa, 11 Agustus 2020.

Pandemi COVID-19 terbukti menjadi periode yang sangat sulit bagi seluruh industri. Namun, situasi seperti ini juga menciptakan peluang baru untuk kalangan influencer, content creator, bisnis, dan agensi merek.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Jika ada industri yang mampu gesit dan cepat untuk menyesuaikan dan beradaptasi dengan perubahan besar. Itulah industri pencipta digital," tegas Oddie. Kendati bisnis influencer saat ini mampu bertahan, tetapi mereka tetap merasakan dampak yang cukup besar akibat low marketing budget.

Akan tetapi, dalam beberapa bulan ke depan, ia menilai semua perusahaan akan mampu menyesuaikan diri dengan pandemi dan kembali ke posisi pengelolaan anggaran seperti semula.

Pada kesempatan yang sama, Antropolog dan Ahli Etnografi, Crystal Abidin, menilai permintaan peningkatan jumlah konten yang diunggah para digital content karena ada perubahan konsumsi dari para konsumen.

Ia lalu mencontohkan jika dahulu anak muda hanya bisa membuka ponsel atau laptop di pagi hari. Kini, saat pandemi pencarian menjadi lebih sering dari biasanya. "Mereka mencari dan me-refresh internet setiap jam. Jadi mereka butuh influencer untuk meningkatkan postingannya," ungkap Crystal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya