Peringatan Keras! Penikmat Vape Berisiko Tinggi Kena COVID-19

Vape atau rokok elektrik.
Sumber :
  • Shamieh Law

VIVA – Sebuah studi baru menunjukkan bahwa rokok elektrik (e-cigarette) atau vape berisiko tinggi tertular COVID-19. Peringatan keras ini ditujukan bagi kalangan remaja dan dewasa muda.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dilansir dari situs Live Science, Kamis, 13 Agustus 2020, para peneliti menganalisis informasi dari lebih dari 4.300 remaja dan dewasa muda di Amerika Serikat (AS), usia 13 hingga 24 tahun, yang menyelesaikan survei online pada awal Mei lalu.

Menurut penelitian yang terbit di Journal of Adolescent Health, peserta menjawab pertanyaan tentang penggunaan rokok konvensional maupun rokok elektrik, lalu apakah mereka pernah mengalami gejala COVID-19, menjalani pengujian atau didiagnosis penyakit dari hasil tes positif.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Di antara mereka yang dites COVID-19 menunjukkan bahwa penikmat rokok elektrik atau vape lima kali lebih rentan terinfeksi COVID-19. Kemudian, bagi mereka yang menghisap rokok elektrik dan konvensional, penikmat rokok keduanya, bisa kena tujuh kali lebih besar kemungkinannya terkena pandemi ini jika dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok elektrik maupun tradisional.

"Kaum muda mungkin percaya usia mereka melindunginya dari penularan Virus Coroa, atau bahwa mereka tidak akan mengalami gejala COVID-19," kata Pimpinan Penelitian Shivani Mathur Gaiha.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Akan tetapi, penelitian ini menunjukkan bahwa siapa pun yang menghisap vape akan menghadapi peningkatan risiko tertular virus ini. Bahkan, Gaiha dan tim peneliti lainnya, tidak tahu apa yang menyebabkan keterkaitan hubungan antara vape dengan COVID-19. Tapi mereka memiliki sejumlah hipotesa.

"Apapun bentuknya. Merokok jelas merusak paru-paru dan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Inilah yang menyebabkan meningkatnya risiko pengembangan infeksi COVID-19 setelah positif terpapar virus itu," jelas dia.

Kendati demikian, Gaiha dan tim peneliti berharap hasil mereka tidak hanya memberikan peringatan kepada remaja dan dewasa muda tentang bahaya vape, tetapi juga mendorong Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (BPOM/Food and Drug Administration atau FDA) untuk lebih memperketat peraturan tentang vape dan penjualannya kepada kaum muda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya