Logo DW

Indonesia Transformasi Digital, Ancaman Pengangguran di Depan Mata

 Menteri Ristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro.
 Menteri Ristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenristek.

Indonesia dinilai mempunya peluang yang sangat besar untuk mewujudkan ekonomi berbasis inovasi. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki segudang potensi sumber daya alam yang dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan teknologi dan inovasi. Indonesia merupakan negara nomor satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, dan nomor dua penghasil karet dan timah terbesar di dunia. Belum lagi potensi perairan yang dinilai dapat dimanfaatkan untuk bioteknologi dan energi terbarukan.

Hal di atas disampaikan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, dalam sebuah webinar yang disiarkan saluran Youtube Kemenristek/BRIN, Selasa (18/08) siang. “Kita sudah punya modal untuk menjadi negara maju,“ ujar Bambang.

Namun, menurut Bambang ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam mewujudkan ekonomi berbasis inovasi, salah satunya dengan menambah jumlah pekerja terampil yang saat ini masih berjumlah 55 juta jiwa dan memanfaatkan seluas-luasnya peluang pasar di bidang jasa, pertanian, perikanan, sumber daya, dan pendidikan. Bambang pun mencontohkan negara-negara di Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, dan Cina.

“Mereka jauh dari kekayaan sumber daya alam. Mau kekayaan sumber daya alam di darat, di laut, tambang, pertanian, praktis mereka jauh di bawah Indonesia. Tetapi mereka mengakali keterbatasan mereka ini dengan ilmu pengetahuan teknologi yang kemudian diarahkan menjadi sesuatu yang inovatif bagi perekonomiannya, ” terang Bambang.

Transformasi digital

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) periode 2014-2019 ini mengatakan bahwa masyarakat Indonesia harus mulai beradaptasi dengan transformasi digital saat ini. Musababnya, inovasi masa depan dinilai sangat bergantung pada teknologi digital.

“Dari IoT (Internet of Things), keamanan siber, big data, cloud computing, kemudian mobile technology, fintech, pemasaran digital, mekatronika, bisnis online. Jadi intinya belajar robot bukan sesuatu yang aneh di masa depan, barangkali malah bikin robot sudah menjadi kewajiban,“ katanya.