Terkuak, Umur Inti Bumi Ternyata Segini

Ilustrasi inti bumi.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Inti Bumi yang kokoh ternyata hanya berumur satu miliar tahun, demikian menurut penelitian terbaru. Bumi modern berbentuk seperti kue lapis ini terdiri dari kerak kokoh di bagian luar, mantel yang panas dan kental, inti luar yang cair serta inti dalam yang juga kokoh.

Bisakah Melubangi Bumi hingga Tembus ke Sisi Lain? Ini Jawabannya

Inti Bumi dalam yang padat itu tumbuh perlahan saat besi cari di inti membeku dan mengkristal. Proses ini membantu memberi daya pada gerakan berputar inti luar cairan, yang pada gilirannya menciptakan medan magnet yang mengelilingi bumi dan membantu melindungi planet dari radiasi kosmik yang berbahaya.

Baca: Prediksi Akhir Zaman ala Peneliti, Dimulai dari Bintang Menghilang

Inti Bumi Bocor?

Dengan kata lain, inti dalam sangatlah penting. Tetapi, tidak banyak yang tahu mengenai sejarah bola besi selebar 2.442 kilometer ini. Inti bumi ini diperkirakan usianya berkisar antara setengah miliar hingga 4 miliar tahun, hampir setua bumi yang berusia 4,5 miliar tahun.

Namun, sekarang para peneliti telah meremas sepotong kecil besi di antara dua berlian dan meledakkannya dengan laser untuk sampai pada perkiraan baru, yaitu berusia 1 hingga 1,3 miliar tahun, di mana rentang tanggal tersebut bertepatan dengan penguatan terukur dari medan magnet bumi yang terjadi di sekitarnya dalam waktu yang sama.

Ditemukan Inti Bumi yang Sebelumnya Tak Terdeteksi

"Bumi unik di tata surya kita karena memiliki medan magnet dan dapat dihuni. Akhirnya hasil kami dapat digunakan untuk memikirkan mengapa planet lain di tata surya kita tidak memiliki medan magnet," kata penulis studi Jung-Fu Lin, ahli geosains di University of Texas di Austin, dikutip VIVA Tekno dari Livescience, Kamis 27 Agustus 2020.

Lin dan timnya ingin menggunakan bukti eksperimental untuk mengetahui energi dari masing-masing sumber. Dengan mengetahui jumlah energi, akan memungkinkan mereka untuk memperkirakan usia inti dalam.

Untuk melakukan ini, para peneliti menciptakan kembali inti dalam skala kecil. Mereka memanaskan sepotong besi setebal 6 mikron (kira-kira sama dengan panjang sel darah merah) hingga suhu 2.727 derajat Celcius. Mereka kemudian memeras sampel di antara dua berlian agar sesuai dengan tekanan ekstrem di inti bumi, lalu mengukur konduktivitas besi.

Pengukuran konduktivitas ini memungkinkan para peneliti menghitung pendinginan termal dari inti yang tersedia untuk memberi daya pada geodynamo, yaitu mekanisme yang menopang medan magnet Bumi, yang melindungi planet dari sinar kosmik berbahaya dan membantu kompas mengarah ke Utara.

Mereka menemukan bahwa geodynamo menarik sekitar 10 terawatt energi dari inti pendingin, lebih dari seperlima dari jumlah panas yang dihamburkan Bumi ke luar angkasa dari permukaannya, di mana sebelumnya dilaporkan 46 terawatt.

Setelah mereka menghitung jumlah energi yang hilang, para peneliti dapat menghitung usia inti bumi. Dengan mengetahui tingkat kehilangan energi akan memungkinkan para peneliti menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan massa padat seukuran inti saat ini dari gumpalan besi cair. "Hasil 1 miliar hingga 1,3 miliar tahun menunjukkan bahwa inti bumi sebenarnya relatif muda," kata Jung-Fu Lin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya