Logo WARTAEKONOMI

Penambang Uang Kripto Ternyata Peduli Lingkungan

Uang kripto. (FOTO: Reuters/Dado Ruvic)
Uang kripto. (FOTO: Reuters/Dado Ruvic)
Sumber :
  • wartaekonomi

Permintaan energi yang meningkat dari cryptocurrency seperti Bitcoin (BTC) telah menjadi topik perdebatan yang hangat. Namun, Studi Benchmarking Cryptoasset Global ke-3 oleh University of Cambridge menunjukkan bahwa 76% penambang cryptocurrency menggunakan listrik dari sumber energi terbarukan sebagai bagian dari bauran energi mereka.

Studi tersebut menemukan bahwa lebih dari 39?ri total energi yang dikonsumsi oleh cryptocurrency termasuk Bitcoin, Ether (ETH), Bitcoin Cash (BCH), dan lainnya berasal dari sumber energi terbarukan seperti dilaporkan Cointelegraph, Jumat (2/10/2020).

Ini berbeda dengan penelitian universitas sebelumnya yang menemukan bahwa hanya 28?ri total energi yang dikonsumsi untuk penambangan cryptocurrency berasal dari sumber daya terbarukan. Pada 2018, 60% penambang menggunakan sumber energi terbarukan sebagai bagian dari bauran energi mereka.

Menurut studi terbaru, tenaga air adalah sumber energi paling umum bagi para penambang.  Hampir 62% penambang dilaporkan menggunakan pembangkit listrik tenaga air. Sumber batu bara dan gas alam menempati posisi kedua dan ketiga masing-masing sebesar 38% dan 36%. Energi angin, minyak, dan matahari adalah tiga sumber energi umum lainnya untuk penambang cryptocurrency.

Laporan tersebut selanjutnya membagi konsumsi energi penambang berdasarkan wilayah, mencatat bahwa penambang dari Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin, dan Amerika Utara menggunakan persentase tenaga air yang hampir sama dibandingkan dengan listrik dari sumber lain seperti batu bara, gas alam, angin, dan minyak.

Energi dari batu bara adalah yang paling umum di wilayah Asia Pasifik, menyumbang hampir jumlah listrik yang sama untuk penambang sebagai sumber hidroelektrik. Tidak ada penambang dari Amerika Latin yang menggunakan listrik berbahan bakar batu bara untuk menambang cryptos.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa penambang Asia Pasifik menyumbang hampir 77?ri kekuatan hash Bitcoin, tetapi menggunakan sumber energi terbarukan dalam jumlah terendah. Sementara, Amerika Utara hanya menambahkan 8?ri total kekuatan hash, 63% energi yang dikonsumsi dalam menambang Bitcoin berasal dari sumber terbarukan.