Air Ternyata Sudah Ada di Mars Lebih Lama dari Perkiraan

Planet Mars menghadap Matahari.
Sumber :
  • DW

VIVA – Sebuah penelitian terbaru menemukan jika air sudah ada di Planet Mars miliaran tahun silam atau lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Hipotesis ini didapatkan atas analisa meteorit bernama NWA 7533. Batuan luar angkasa ini diperkirakan ada di Mars dan oksidasi mineral di dalamnya menunjukkan adanya air.

Hujan Deras di Bogor, Satu Pintu Bendungan Katulampa Jebol

Meteorit itu berada di Gurun Sahara. Dari hasil analisa diperkirakan jika kehadiran air di Mars sekitar 4,4 miliar tahun lalu. Temuan tersebut jauh lebih lama dari studi sebelumnya yakni 700 juta tahun dari jangka waktu 3,7 miliar tahun silam.

Baca: Elon Musk Sudah Pilih Lokasi Rumah Manusia di Planet Mars

Rekomendasi Destinasi Liburan Lebaran untuk Keluarga, 4 Wisata Pantai Menawan di Tanjung Lesung

"Ini pertama kalinya saya menyelidiki meteorit khusus ini, dijuluki 'Black Beauty' karena warna gelapnya. Sampel NWA 7533 kami mengalami empat jenis analisa spektroskopi berbeda, cara mendeteksi sidik jari kimia. Hasilnya membuat tim kami menarik sejumlah kesimpulan," kata Ilmuwan Planet dari Universitas Tokyo, Takashi Mikouchi, dilansir dari laman Science Alert, Senin, 9 November 2020.

Dengan batuan seperti NWA 7533 dapat membantu para ilmuwan melihat lagi ke masa lalu. Meteorit merekam peristiwa dari planet asalnya dan menangkap sejumlah komposisi mineral dan kimia dari permukaan saat terbentuk.

Samudra Tersembunyi Ditemukan di Perut Bumi, Tiga Kali Lebih Besar dari Lautan Biasa

Dalam hal ini yakni oksidasi yang menjadi penanda adanya air. Ditunjukkan juga jika keberadaannya cairan sudah ada 4,4 miliaran tahun lalu. Mikouchi menyebutkan Igneous Clasts atau batuan terfragmentasi berasal dari magma dan salah satunya akan menyebabkan dampak dari aktivitas itu dan juga oksidasi.

"Oksidasi ini dapat terjadi jika ada air di kerak Mars 4,4 miliar tahun lalu selama dampak yang melelehkan bagian dari kerak," kata dia. Selain keberadaan air, Mikouchi menemukan material pada atmosfer Mars. Termasuk kadar hidrogen tinggi yang dapat membuat planet cukup hangat dan membantu air mencair.

"Analisa kami juga menunjukkan damai itu akan melepaskan banyak hidrogen dan berkontribusi pada pemanasan planet saat Mars sudah memiliki atmosfer isolasi karbon dioksida yang tebal," jelas Mikouchi.

Pendiri SpaceX, Elon Musk mengungkap tidak akan mengakui hukum internasional di Mars. Sebagai gantinya, ia akan menggunakan serangkaian aturan hukum yang dibuat pada saat penyelesaian Mars.

Minggu lalu, Musk mengungkapkan rencananya untuk membuat kota mandiri di Mars, meskipun belum ada kerangka waktu yang ditetapkan untuk pengembangannya. "Setiap koloni masa depan yang diciptakan oleh SpaceX kemungkinan akan menggunakan konstelasi Starlink untuk menyediakan koneksi internet kepada manusia di Bumi," tutur Musk.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya