Gojek dan Grab Kirim Surat ke Karyawan

Gojek dan Grab.
Sumber :
  • The Economist

VIVA – Grab dan Gojek kembali dikabarkan tengah melakukan kesepakatan penggabungan perusahaan. Co-Founder Grab, Anthony Tan akan menjadi kepala eksekutif perusahaan, sementara eksekutif Gojek terus menjalankan merek Gojek.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Dilansir dari laman KrAsia, Sabtu 5 Desember 2020, beberapa hari lalu perusahaan yang berbasis di Singapura ini memberi tahu karyawan dalam sebuah catatan internal, bahwa perusahaan berada di posisi yang tepat untuk melakukan akuisisi.

"Akan selalu ada isu dan gosip. Jangan biarkan hal itu mengganggu kita," ujar CEO Grab, Anthony Tan.

Viral Curhat Penumpang Dipaksa Transfer Uang Rp100 Juta oleh Driver Taksi Online

Isu merger ini sudah lama beredar. Para investor, terutama SoftBank dilaporkan mendorong perusahaan untuk bergabung, menghindari pembakaran uang lebih banyak dan akhirnya mencapai profitabilitas.

"Asia Tenggara khususnya Indonesia, adalah pasar yang dibagi oleh Grab dan Gojek untuk transportasi, pembayaran, dan pengiriman makanan," ujar pengacara perusahaan, Joel Shen.

GoTo Rugi Rp 90 Triliun pada 2023, Manajemen Ungkap Penyebabnya

Awalnya, Grab hanya ingin mengakuisisi operasional Gojek yang ada di Indonesia, sementara pemegang saham Gojek lebih memilih kesepakatan regional.

Karena keduanya memiliki daftar panjang produk dan layanan serupa, saat ini tidak jelas bagaimana mereka akan menggabungkan masing-masing layanan, terutama layanan keuangan karena merupakan bisnis yang cukup rumit.

Kedua pihak menolak berkomentar tentang rumor tersebut. Gojek mengatakan bisnisnya semakin kuat, termasuk di masa pandemi. Beberapa layanan bahkan mencatatkan kontribusi margin positif.

Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo mengatakan kepada karyawan dalam catatan internal untuk mengabaikan spekulasi yang saat ini tengah beredar, karena kabar tersebut masih tidak akurat.

"Gojek selalu berada dalam posisi yang kuat, memungkinkan kami membuat keputusan berdasarkan apa yang terbaik untuk perusahaan dan misi kami," tulis mereka.

Perusahaan memiliki pemodalan yang sangat baik dan memiliki landasan yang cukup untuk terus beroperasi serta mengembangkan bisnis di tahun-tahun mendatang. Tidak ada alasan bagi Gojek untuk membuat kesepakatan seperti yang saat ini beredar. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya