NASA Siap Gelar Pemakaman Manusia di Bulan

Bumi dilihat dari Bulan.
Sumber :
  • New Scientist

VIVA – Bukan cerita fiksi, tapi Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA siap menggelar upacara pemakaman manusia di Bulan. Dilansir dari situs Science Times, Senin, 7 Desember 2020, Timothy Leary pernah menawarkan opsi tersebut dengan sebutan 'Making Your Loved One Part of Space History' sejak 1997 silam.

Luar Dalam Bulan Akhirnya Terkuak

Kini, impian Leary sepertinya bakal terwujud. Adalah Thomas Civeit dari Elysium Space dan Charles Chafer dari Celestis yang siap mengantar abu jenazah ke luar angkasa untuk bergabung dengan satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan ribuan sampah antariksa yang mengorbit Bumi.

Baca: Pesawat China Datang dari Luar Angkasa Bawa Benda Berharga

Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar hingga Renggut Korban Jiwa, Begini Terjemahannya

Civeit mengatakan jika Elysium mengirim penerbangan luar angkasa memorial yang bermartabat. Jika semuanya berjalan lancar, maka peluncuran pertama bisa terjadi awal tahun depan. Mereka akan membawa abu hingga 100 orang tersayang yang telah meninggal dunia. NASA juga akan membawa DNA novelis fiksi ilmiah ikonik, Arthur C. Clarke.

"Layanan Luna kami termasuk yang paling populer, karena memiliki layanan di luar planet dan memberikan pengingat terus-menerus di langit malam mengenai tempat peristirahatan terakhir orang yang dicintai," ungkap dia.

Pendingin Udara Ini Bisa Mendeteksi Pergerakan Manusia

Lantas, berapa harga mengirim abu jenazah ke Bulan? Chafer dari Celestis membuka harganya di angka US$5.000 atau Rp70 juta untuk memberi pengalaman orbit penuh. Anda juga bisa melakukan perjalanan pulang pergi ke Bulan dengan biaya US$12.500 atau Rp176 juta.

"Kalau yang cuma membawa abu jenazah ke luar angkasa harganya US$995 atau Rp14 juta. Jadi abunya akan dibawa (ke orbit Bumi) selama 2 menit 40 detik, lalu dibawa turun kembali untuk diberikan kepada yang berduka," jelas Chafer.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, seorang bioengineer JJ Hastings bersama perancang busana Pia Interlandi sedang menjalankan sebuah proyek mengenai kematian manusia saat mereka melakukan perjalanan ke Planet Mars atau Bulan. Proyek ini berupa kain kafan atau pakaian ritual kematian dan daur ulang manusia di luar Bumi.

Proyek ini bertujuan untuk mengkonseptualisasikan proses kematian dan berduka di Planet Mars dengan cara yang sejalan dengan hak asasi manusia (HAM). Karena sebelumnya jika ada yang meninggal dunia di luar angkasa, maka jenazahnya akan dilempar keluar pesawat luar angkasa melalui pintu khusus atau airlock.

Hal ini tentu menjadi perhatian, karena manusia yang meninggal dunia di Bumi akan menjalani prosesi rangkaian kematian, seperti dikubur atau dikremasi. "Kami akan menyusun ritual kematian di planet merah, karena ke depannya akan banyak manusia yang tinggal dalam waktu lama di Planet Mars atau Bulan," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya