- Earthsky.org
VIVA – Bulan Purnama ke-13 dan terakhir tahun ini secara tradisional dikenal sebagai Bulan Dingin Penuh (Full Cold Moon). Penamaan ini karena sesuai dengan keadaan akhir tahun pada Desember, di mana terjadinya musim dingin dan berembun beku.
"Datangnya musim dingin membuat Bulan Purnama Desember dinamai Bulan Dingin Penuh. Nama lainnya termasuk Long Night Moon dan Oak Moon," demikian keterangan resmi Royal Greenwich Observatory, dikutip dari situs Express, Rabu, 30 Desember 2020.
Baca: Indonesia Siap-siap Saksikan Kejadian Unik pada Sore Hari Ini
Berdasarkan akun Instagram @lapan_ri, seperti dilansir VIVA Tekno, Bulan Dingin Penuh (Full Cold Moon) akan berada di fase Purnama pada hari ini, di mana puncaknya terjadi pada pukul 10.28 WIB atau sebelum Zuhur. Namun, fenomena ini baru bisa diamati saat terbit Bulan pukul 18.27 WIB atau usai Maghrib.
"Untuk wilayah Indonesia Tengah dan Timur, puncak Full Cold Moon akan beriringan di tengah hari. Fenomena ini juga dinamakan Bulan Malam Panjang Penuh karena pada saat yang sama belahan Bumi bagian utara suhunya menjadi sangat dingin dan durasi malamnya sangat panjang," ungkap Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Bulan membutuhkan waktu 29,5 hari untuk menyelesaikan satu siklus dan muncul kembali di langit sebagai Bulan Purnama. Hal ini yang membuat satu bulan kalender dapat mengalami dua kali Bulan Purnama. Fenomena Bulan Purnama jelang tutup tahun ini akan tampak penuh selama tiga hari.
Bulan Purnama kedua dalam satu bulan disebut Bulan Biru. Bulan Biru tahun ini hadir pada 31 Oktober 2020. Artinya, Bulan Purnama dapat menerangi langit di 13 kesempatan terpisah dalam beberapa tahun. Pada Rabu hari ini adalah Bulan Purnama ke-13 dan terakhir di tahun ini. Bulan Purnama berikutnya akan terjadi lagi pada 31 Agustus 2023.
