VIVA – YouTube memperpanjang masa penangguhan saluran Presiden Donald Trump, menjadi satu pekan lagi. Hal tersebut dilakukan, sehari sebelum Joe Biden dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat berikutnya.
Langkah tersebut memperpanjang hukuman yang dijatuhkan platform milik Google itu, yang melarang saluran mengunggah konten baru dan menonaktifkan komentar di videonya tanpa batas waktu, menurut situs CNet, Rabu, 20 Januari 2021.
Pengumuman itu datang bersamaan dengan pihak berwenang yang sedang dalam kondisi siaga tinggi pasca pemberontakan mematikan di Capitol, pada 6 Januari lalu. Menjelang pelantikan Biden, pejabat federal dan lokal telah mendesak calon peserta untuk tetap di rumah.
Raksasa Silicon Valley juga ikut berpartisipasi, berusaha untuk mengekang Trump lewat media sosial, memperhitungkan peran mereka dalam kerusuhan Capitol. YouTube dan Twitter telah secara permanen melarang Trump, sementara Facebook memblokir akun presiden tanpa batas waktu.
Lalu ada Apple, Google, dan Amazon yang juga mengambil tindakan terhadap Parler, media sosial populer di kalangan pendukung Trump, yang digunakan para perusuh untuk menyusun rencana serangan.
YouTube memiliki kebijakan tiga teguran dalam mengawasi platformnya. Tiga pelanggaran dalam periode 90 hari mengakibatkan platform dihapus secara permanen. Teguran pertama akan melarang unggahan selama satu pekan. Teguran kedua datang dengan larangan dua pekan.
Pekan lalu platform mengatakan, penguncian terhadap Trump karena saluran tersebut melanggar kebijakan perusahaan yang menghasut kekerasan. YouTube mencatat bahwa penangguhan satu minggu bisa berlangsung lebih lama.