Peneliti Berburu Nyanyian Paus

Ikan Paus.
Sumber :
  • dw

VIVA – Nyanyian paus sirip dapat digunakan untuk studi seismik di bawah permukaan samudera, menurut sebuah studi. Penelitian ini dapat membuka jalan baru untuk para ilmuwan geologi, bahkan mengurangi kebutuhan untuk studi seismik di lautan yang mengganggu serta berbahaya bagi paus.

Top Trending: Sosok Ratu Judi Asal Israel Hingga Paus Puasa Nonton TV 35 Tahun

Gempa Bumi adalah salah satu proses alam yang paling merusak. Tetapi dalam beberapa hal, gempa juga dapat bermanfaat. Sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang struktur internal Bumi berasal dari gempa Bumi.

Dari peristiwa itu peneliti dapat menganalisis getaran yang disebabkan oleh gelombang seismik dan menarik kesimpulan tentang permukaan bawah Bumi, menurut situs ZME Science, Selasa, 16 Februari 2021.

Paus Fransiskus Puasa Nonton TV Selama 35 tahun, Ini Alasannya

Gelombang seismik pada dasarnya hanyalah gelombang akustik, tidak harus bersifat tektonik. Para peneliti kemudian memiliki ide unik, menggunakan vokalisasi paus sebagai sumber seismik.

Peneliti John Nabelek mengatakan bahwa orang-orang di masa lalu telah menggunakan nyanyian paus untuk melacak paus dan mempelajari perilaku hewan mamalia tersebut.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

"Saya pikir kami bisa mempelajari Bumi menggunakan nyanyian itu. Apa yang kami temukan adalah bahwa panggilan paus dapat berfungsi sebagai pelengkap metode penelitian seismik tradisional,” ujarnya.

Merekonstruksi sinyal dari paus ini merupakan tantangan besar tapi ia bersama peneliti lainnya dapat mengatasinya. Namun begitu, tidak jelas seberapa banyak informasi yang dapat diperoleh dengan cara ini. Meski demikian, setidaknya bisa menjadi pelengkap untuk survei seismik yang lebih konvensional.

Sementara itu, peneliti lainnya, Vaclav M. Kuna dan Nabelek, sedang mempelajari gempa Bumi dari jaringan 54 seismometer dasar laut atau sekitar 1-200 mil dari pantai Oregon, Amerika Serikat (AS) ketika mereka mengamati sinyal aneh. Sinyal tersebut ternyata berkorelasi dengan keberadaan paus di kawasan tersebut.

"Setiap ada panggilan paus, jika Anda melihat lebih dekat pada data seismometer, maka ada respons dari Bumi," kata Nabelek. Paus sirip tidak benar-benar bernyanyi, panggilan mereka lebih seperti serangkaian lengkingan yang berlangsung selama berjam-jam.

Ternyata frekuensi ini berada dalam kisaran yang dapat diukur oleh seismograf. Dengan demikian, para peneliti menyimpulkan bahwa mereka dapat menggunakan nyanyian paus sebagai sinyal untuk studi seismik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya