Pandemi COVID-19 Bikin Emisi Karbon Menyusut

Asap pabrik mencemari lingkungan serta menyebabkan pemanasan global.
Sumber :
  • thinkquest.org

VIVA – Para peneliti mengatakan emisi karbon global turun sekitar 2,4 miliar metrik ton pada tahun lalu akibat kebijakan lockdown yang disebabkan pandemi COVID-19. Namun, emisi karbon disebut dapat meningkat lagi setelah pandemi berakhir. Penyebab utama perubahan iklim adalah meningkatnya jumlah gas rumah kaca, seperti CO2 dan CH4, di atmosfer.

Dalam studi Proyek Karbon Global yang dirilis pada pertengahan 2020, seperti dikutip dari situs Deutsche Welle, Kamis, 25 Februari 2021, dilaporkan emisi karbondioksida atau CO2 di sepanjang tahun kemarin turun 7 persen. Ini adalah penurunan terbesar yang pernah ada.

Penurunan disebabkan karena negara-negara di seluruh dunia memberlakukan kebijakan lockdown atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam upaya menahan laju penyebaran Virus Corona.

Pada tahun di mana pandemi COVID-19 tengah berlangsung, emisi karbon terpangkas sekitar 2,4 miliar metrik ton, memecahkan rekor penurunan tahunan sebelumnya, antara lain 0,9 miliar metrik ton pada akhir Perang Dunia II atau 0,5 miliar metrik ton pada 2009 ketika krisis keuangan global melanda.

Sementara aktivitas industri, yang menyumbang 22 persen dari total emisi global, turun 30 persen di beberapa negara sebagai dampak dari kebijakan lockdown. Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa mengalami penurunan emisi yang paling menonjol, masing-masing 12 persen dan 11 persen.

Meski begitu, hanya China yang turun 1,7 persen, di mana negeri Tirai Bambu itu tengah berusaha memulihkan kondisi ekonominya. Program Implementasi Konservasi Energi dan Pengurangan Emisi CO2 di Sektor Industri merupakan tindak lanjut dari komitmen Indonesia tentang Pengurangan Gas Rumah Kaca di KTT G20 di Pittsburgh, AS pada 2009.

PT Ajinomoto Indonesia berkomitmen untuk membantu pemerintah dengan mengurangi 38.500 ton CO2 pada 2020, dan menargetkan menjadi 65 ribu sampai 70 ribu ton CO2 pada 2028.

'Total Football' untuk Mencegah dan Beradaptasi dengan Perubahan Iklim

“Upaya-upaya tersebut kami terjemahkan ke dalam kegiatan pengurangan emisi karbon (CO2) per unit produksi dan pengurangan konsumsi air per unit produksi di pabrik-pabrik kami,” kata Direktur PT Ajinomoto Indonesia, Yudho Koesbandryo, Kamis, 25 Februari 2021.

Selain itu, pihaknya juga mengurangi konsumsi bahan bakar seluruh transportasi di tempat kerja, memangkas penggunaan tenaga listrik, dan mengatasi kebocoran uap pada peralatan produksi.

Inovasi Sumber Makanan Baru Bagian dari Transformasi Sistem Pangan

"Kami akan menyelesaikan masalah sosial yang mengarah pada penciptaan nilai ekonomi melalui kegiatan ASV (The Ajinomoto Group Creating Shared Value) yang fokus pada keberlanjutan global, serta melanjutkan inisiatif tersebut seiring dengan pertumbuhan bisnis," jelas dia.

Menanam mangrove.

Indonesia Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tanam Lebih Banyak Mangrove Bisa Jadi Solusinya

Dalam upaya menurunkan angka emisi karbon di Indonesia, mangrove memiliki peran penting dalam perubahan iklim dengan kemampuannya yang dapat menyerap gas rumah kaca.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024