Rata-rata Karyawan Magang Tidak 'Dipersenjatai'

Ilustrasi magang.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Karyawan magang kerap mendapat pengalaman yang kurang memadai di tempat kerjanya. Rata-rata dari mereka tidak dipersenjatai dengan kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari.

Kinerja Industri Pengolahan RI Kuartal I-2024 Moncer, BI: Ada di Fase Ekspansi

Bukan kemampuan teknis atau teoritis, melainkan pada soft skill yang lebih mendasar seperti berinteraksi, berkomunikasi, serta kemampuan menempatkan diri di tengah dunia kerja yang berbeda dengan dunia sekolah maupun kuliah.

"Hal-hal seperti ini yang tak pernah menjadi masalah alias sudah purna di negara seperti Inggris atau sebagian besar Eropa dan Asia lainnya," kata Kepala Eksekutif Matata Edu Inovasi, Tari Sandjojo, melalui konferensi pers virtual, Rabu, 14 April 2021.

Kinerja Seluruh Sektor Lapangan Usaha Kinclong Kuartal I-2024, BI Kasih Buktinya

Ia menyebut kesenjangan itu ada akibat dari ketidakluwesan kurikulum dalam merespons kebutuhan dari industri penyerap tenaga kerja. Padahal, para siswa dan siswi akan lebih senang dan terpacu untuk belajar jika diterjunkan langsung ke dalam situasi sebenarnya.

Dari studi kasus tersebut maka tercetuslah platform yang dinamakan Bantu Kerja. Dibuat pada 2016, program ini dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan industri dengan ekspektasi dari pemagang.

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Ruko, Karyawan: Korban Tinggal Bersama Pacarnya

"Tidak hanya mempertemukan dan membiarkan kedua belah pihak berinteraksi, Bantu Kerja juga berperan sebagai fasilitator komunikasi antar kedua pihak mengenai berbagai proyek magang yang ditawarkan di dalamnya," ujar Tari.

Mitra industri yang membutuhkan karyawan magang bisa memposting proyek-proyek magang yang mereka punya untuk kemudian diambil oleh calon pemagang. Pemberi magang kemudian bisa memberi pembekalan berupa kisi-kisi serta tips dan trik tentang proyek tersebut.

Setelah memenangkan proyek maka para pemagang akan melalui serangkaian tahap berikutnya. Pada tiap sesi, mereka akan mendapatkan badge atau lencana. Hanya mereka yang mengantungi badge lengkap yang berhak dinilai hasil akhirnya oleh pemberi magang. Jika belum lengkap, pemagang tidak bisa mencapai tahap final.

Menlu China Wang Yi bersama Menko Marves Luhut B. Pandjaitan.

Proyek Kereta Cepat Dilanjutkan Sampai Surabaya, Luhut Bentuk Tim Percepatan dengan China

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dengan makin meningkatnya penumpang Kereta Cepat Whoosh saat ini.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024