Teknologi Ini Bikin Ridwan Kamil Kagum

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil meninjau teknologi pengolahan plastik.
Sumber :
  • Pemprovjabar

VIVA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meninjau proses daur ulang sampah plastik air minum yang diolah PT Namasindo Plas di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.

Kemenangan Prabowo-Gibran Diharap Jadi Peluang Kembangkan Ekonomi Berbasis Laut

Pabrik pemasok kemasan botol plastik RPET Aqua tersebut memiliki teknologi yang dapat mengubah sampah plastik menjadi botol air mineral siap pakai. Sampah yang sudah diolah akan dijual kepada industri air minum yang membutuhkan.

"Ini membuat semangat agar semua sampah plastik yang bisa didaur ulang bisa kita ubah di sini dan dijual kembali ke industri-industri yang membutuhkan botol plastik air mineral," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, dikutip Kamis 22 April 2021.

Apindo Sebut Keputusan MK Beri Kepastian Investasi dan Ekonomi

Kang Emil menyebut proses daur ulang sampah plastik air minum dengan nama sirkular ekonomi, sebab semua pihak yang terlibat dalam proses tersebut akan mendapatkan keuntungan ekonomi.

"Dari sejak air mineral itu diminum lalu dibuang dia bisa muter lagi oleh pelestari, lalu ke kolektor yaitu pabrik ini, lalu dijual lagi ke industri. Karena prosesnya berputar 100 persen itulah kita sebut dengan sirkular ekonomi," ujarnya.

Sambut Putusan MK, Ketum Hipmi: Proses Pilpres Berakhir, Kini Saatnya Bangun Ekonomi Bangsa

Proses daur ulang sampah plastik ini juga memanfaatkan aplikasi bernama Octopus. Aplikasi yang saat ini sudah bisa diunduh oleh masyarakat Jabar ini mengajak masyarakat mengumpulkan sampah. Setiap sampah memiliki poin dan poin tersebut dapat dikonversi menjadi uang.

"Nanti Octopus digunakan oleh pengguna untuk memanggil pelestari yang akan mengambil sampah langsung dari rumah sehingga meningkatkan pendapatan mereka, bisa dapat Rp2 juta sampai Rp5 juta tergantung banyaknya sampah plastik yang disetorkan," ujarnya.

Sementara itu, Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin menjelaskan bahwa perusahaannya menargetkan untuk dapat mengumpulkan lebih banyak plastik daripada yang digunakan, menggunakan 100 persen kemasan yang dapat didaur ulang, serta meningkatkan proporsi konten daur ulang dalam botol menjadi 50 persen pada 2025.

“Saat ini kami telah mampu mengumpulkan lebih dari 12 ribu ton plastik kemasan paska konsumsi setiap tahunnya, sekaligus menciptakan manfaat ekonomi bagi ratusan pengumpul sampah dan pendaur ulang,” kata Arif. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya