Membujuk Milenial dengan Sentuhan Digital

Petani dan teknologi.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA – Indeks inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 81,4 persen pada 2020, lebih tinggi dari 2019 yang sebesar 76,19 persen. Hal ini sejalan dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dalam pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024.

Kemenkominfo Mengadakan Talkshow Chip In “Waspada Rekam Jejak Digital di Internet”

Dari struktur lapangan kerja pada Agustus 2020, sebanyak 29,76 persen pekerja bekerja di sektor pertanian. Namun, hanya sekitar 8 persen yang merupakan petani muda atau generasi milenial. Padahal, jika dilihat dari struktur umur, penduduk Indonesia didominasi oleh generasi milenial (25,87 persen) dan generasi Z (27,94 persen).

Baca: Niat Baik WhatsApp Bertepuk Sebelah Tangan

Dorong Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital, BI Bali Gelar Baligivation Festival 2024

Aplikasi agregator agribisnis kreasi Digital Next Business (DXB) milik Telkom, Agree, menjadi jembatan supaya para milenial bisa bargabung untuk mendigitalkan petani dan offtaker atau pembeli.

Squad Leader Agree Kasiono mengaku menyediakan layanan dalam mendata petani dan pembeli, yang kemudian menjadi penghubung perbankan dengan tujuan memperoleh dukungan permodalan. Pembeli seperti BumDES dan Pupuk Indonesia bukan sekadar membeli hasil tani, namun sekaligus mendampingi petani dari proses pratanam hingga pascapanen.

Kementan Gencarkan Pompanisasi dan Olah Tanah serta Percepat Tanam Padi

"Termasuk menyediakan sarana produksi pertanian pangan. Jadi pembeli bisa memonitor proses budidaya dari Aplikasi Agree berdasarkan data yang diinput oleh petani seperti kapan tanam, kapan kasih pupuk, kapan panen, menyerap hasil panen dan banyak lagi," kata dia, Kamis, 20 Mei 2021.

Dengan terhubung secara digital ke pembeli, maka petani bisa mendapat kepercayaan dari perbankan, yakni BNI dan BJB, pendampingan usaha, pasokan benih dan sarana produksi pertanian. "Ujung-ujungnya bisa memperoleh harga jual yang adil dan lebih baik dari sebelumnya," jelasnya.

Menurut Kasiono, aplikasinya juga memungkinkan pemangku kepentingan seperti petani, pembeli, pasar, penyedia saprotan, pembeli, hingga pemodal dapat saling terhubung satu sama lain. Dengan memberikan sentuhan digital ke sektor pertanian maka diharapkan proses budidaya pertanian menjadi lebih mudah dikelola, efektif, dan efisien.

Saat ini, Agree sudah memiliki beberapa fitur kemitraan dengan perusahaan pertanian, permodalan, penjualan, dan peningkatan wawasan (agree knowledge), yang ke depannya, akan dilengkapi pendukung produktivitas dan kualitas guna menciptakan satu data pertanian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya