Pendapatan Terdongkrak Berkat 4 Operator Telekomunikasi Indonesia

Menara BTS milik salah satu operator telekomunikasi.
Sumber :
  • Dok.XL

VIVA – Perusahaan menara telekomunikasi PT Solusi Tunas Pratama Tbk berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 8,8 persen, dari Rp1,767 miliar di 2019 menjadi Rp1,922 miliar pada 2020.

Lacak Nomor HP dengan 4 Cara, Terakhir Bisa Cek Tarif Tol

Pertumbuhan pendapatan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan penyewaan menara telekomunikasi sehingga rasio penyewaan menara meningkat dari sebelumnya 1,75 kali pada 2019 menjadi 1,89 kali di tahun lalu. Hal ini sejalan dengan kebijakan strategis perusahaan berkode emiten SUPR untuk berfokus memaksimalkan aset.

Baca: Amerika Jiper Sama China

Respons Gibran Soal Indosat dan Nvidia Akan Bangun Pusat Pengembangan Kecerdasan Buatan di Solo

Menurut Direktur Utama Solusi Tunas Pratama, Nobel Tanihaha, pendapatan usaha perusahaannya terutama berasal dari penyewaan infrastruktur yang terdiri dari penyewaan menara telekomunikasi, penyewaan infrastruktur penguat sinyal di gedung-gedung, dan juga penyewaan dan pemakaian kapasitas infrastruktur jaringan kabel serat optik.

"Sekitar 86,5 persen pendapatan kami tahun lalu berasal dari empat operator telko (telekomunikasi) terbesar di Indonesia," ungkapnya, Jumat, 4 Juni 2021. Keempat operator telekomunikasi ini adalah PT XL Axiata Tbk, PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia), Telkom Group, dan PT Indosat Ooredoo Tbk.

Menkominfo Kasih Lampu Hijau Operator Telekomunikasi untuk Merger

Sementara itu, jumlah Aset SUPR pada tahun lalu tercatat sebesar Rp12,04 miliar atau meningkat 7,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,16 miliar. Peningkatan tersebut, lanjut Nobel, terutama disebabkan oleh penambahan aset tetap dan kenaikan nilai revaluasi atas aset tetap.

Saat ini, perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana pada 2011 itu, telah memiliki aset menara telekomunikasi di 34 provinsi di Indonesia, di mana sebesar 87 persen aset menara telekomunikasinya terletak di Pulau Jawa dan Sumatera, dua pulau dengan kepadatan penduduk paling tinggi di Indonesia.

Soal layanan 5G yang sudah beroperasi di sejumlah wilayah di Indonesia, Nobel mengaku masih belum mengetahui dengan pasti frekuensi mana yang akan digunakan pemerintah sebagai jalur generasi kelima itu nanti.

"Mestinya, semua tower (menara) yang kami miliki saat ini pun sudah bisa dipakai untuk 5G, sehingga tidak perlu mempersiapkan secara spesifik. Kami juga punya fiber optik dan sudah menghubungkan beberapa tower dengan fiber optik," tutur Nobel.

Per 31 Desember 2020, SUPR tercatat memiliki 6.422 menara telekomunikasi dengan 12.145 penyewaan dengan rasio penyewaan menara sebesar 1,89 kali. Selain itu, mereka juga memiliki 38 jaringan Indoor DAS serta mengoperasikan 6,277 km panjang jaringan kabel serat optik di seluruh Indonesia, termasuk kerja sama dengan PT Indonesia Comnets Plus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya