Mantan Presiden AS Sebut Manusia akan Punah

Mantan Presiden AS Barack Obama.
Sumber :
  • Instagram.com/barackobama

VIVA – Pemanasan global adalah salah satu masalah paling mendesak yang dihadapi umat manusia. Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah memperingatkan bahwa jika masyarakat tidak menanganinya sekarang, mungkin akan menjadi terlambat. Obama menyebut bahwa waktu manusia hampir habis.

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

Mantan orang nomor satu di AS itu ditanya bagaimana menilai kondisi manusia dalam waktu 100 tahun ke depan. Obama menanggapi dengan mengatakan bahwa dia tidak yakin apakah ada manusia dalam satu abad ke depan.

"Yah, jika kita tidak menangani perubahan iklim kemudian ada orang di sekitar yang menghakimi kita, mereka akan menilai kita dengan cukup keras. Karena datanya ada di sini. Kami tahu itu. Satu hal yang saya pikir mungkin telah dilakukan manusia selama pandemi adalah mulai membuat pertimbangan," tuturnya.

PYCH Binaan BIN Buat Kegiatan Rutin di Papua: Pengembangan Wisata hingga Usaha

Secara tidak langsung Barack Obama mengatakan bahwa pandemi COVID-19 telah menyoroti masalah iklim yang kita hadapi. "Anda benar-benar dapat menempatkan angka dolar untuk apa yang perlu ditransisi ke ekonomi bersih. Ini dalam triliunan dolar per tahun secara global," papar dia.

Tetapi, ketika berpikir tentang berapa banyak yang dihabiskan dan berapa banyak yang hilang dalam satu tahun akibat pandemi COVID-19 tiba-tiba mereka melakukan investasi dalam sistem kesehatan masyarakat dan mengatakan bahwa itu investasi yang cukup bagus.

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

"Mungkin itu membuka imajinasi orang untuk mengatakan, kita sebenarnya mampu melakukan transisi ini. Ada beberapa pengorbanan yang terlibat, tetapi kita bisa melakukannya," ungkap Barack Obama.

Sebuah laporan yang dirilis awal tahun ini menunjukkan bahwa kehidupan di Bumi mendekati ambang kematian, dan banyak orang berjuang untuk memahami masalah itu, seperti dikutip dari situs Express, Jumat, 4 Juni 2021.

Makalah yang ditandatangani oleh 17 ilmuwan menyatakan bahwa penundaan perusakan lingkungan menunjukkan banyak orang yang berjuang untuk memahami situasi saat ini, di mana perubahan iklim menyebabkan migrasi massal dari daerah khatulistiwa, baik utara maupun selatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya