Penghambat Internet Cepat Harus Disingkirkan

Ilustrasi mengakses internet dari smartphone.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut pemerataan akses infrastruktur internet menjadi tantangan besar bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Talkshow "Etika Pelajar di Dunia Digital"

Untuk itu, pemerataan tulang punggung lalu lintas internet Indonesia atau Indonesia Internet Exchange (IIX) harus terus digalakkan. Ketua Bidang Koordinasi dan Pengembangan Wilayah APJII, Zulfadly Syam, mengaku IIX adalah satu-kesatuan yang tidak bisa lepas dari infrastruktur internet.

“Fungsi IIX ini sebetulnya untuk mereduksi trafik dari Indonesia yang lari ke luar negeri. Karena negara kita adalah kepulauan berarti kita juga harus melakukan interkoneksi antar IIX. Berbeda kalau kita bangun di negara yang bukan kepulauan,” kata dia, Selasa, 15 Juni 2021.

APJII: Indonesia Bukan Hanya Pasar untuk Starlink

Sebelum adanya perangkat ini, lanjut Zul, trafik konten yang diakses pengguna internet harus lebih dahulu terhubung dengan jaringan yang ada di luar negeri, sehingga mengakibatkan proses penerimaan konten memakan waktu dan juga pengeluaran.

Lebih sederhananya, Zul menggambarkan saat orang akan mengirim email ke penerima yang ada di sebelahnya. Alur untuk menerima email harus menuju ke luar negeri dahulu kemudian ke Indonesia lagi dan baru diterima ke tujuan.

Mengenal Empat Zaman yang Digambarkan dalam Ramalan Jayabaya

“Seharusnya tidak perlu seperti itu jika ada IIX. Cara ini cukup mereduksi biaya trafik internet. Kalau tidak melakukan langkah ini maka pemerataan akses internet akan tersandung dengan pengeluaran yang begitu besar," jelas Zul, yang pernah menjabat sebagai Ketua APJII Bali Periode 2008-2015.

Sejauh ini tercatat sudah ada 15 titik IIX yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Secara pengelolaan, seluruh IIX yang ada saat ini dikelola oleh APJII sebagai organisasi internet.

Oleh sebab itu, Zul bertekad untuk mempercepat penyebaran penetrasi IIX ke wilayah-wilayah. Sebab, di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang mengakibatkan pertumbuhan trafik internet hampir merata.

"Pada masa pandemi sekarang terjadi akselerasi transformasi digital. Orang-orang bergantung kepada internet semakin meningkat. Di daerah-daerah pun kini sedang tumbuh trafik internetnya. Penetrasi IIX tidak bisa ditawar karena harus merata di seluruh wilayah,” tegasnya.

Ia juga paham jika semakin meratanya IIX di wilayah maka akan menciptakan ekosistem baru di daerah tersebut. Hal ini akan berdampak juga terhadap penetrasi pengguna internet di Indonesia.

Zul menambahkan trafik yang dihasilkan seluruh IIX mengalami peningkatan yang signifikan sejak 2015 hingga 2021. Pada tahun itu, trafik IIX hanya menyentuh angka 60GB, dan tahun ini 1,3TB.

"IIX harus tersebar di seluruh pulau di Indonesia. Setelah pulau-pulau besar, kita akan masuk ke setiap provinsi. Dengan begitu penyedia infrastruktur akan mendekat ke titik IIX dan mempercepat juga trafik untuk mengakses konten,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya