Ilmuwan Temukan Kandungan Alkohol Tinggi pada Komet

Benda luar angkasa / satelit / asteroid / komet.
Sumber :
  • Dailyhunt

VIVA – Komet digambarkan sebagai binatang buas yang mabuk. Batuan luar angkasa ini datang ke Tata Surya bagian dalam mendapatkan sedikit kehangatan dan mulai memuntahkan senyawa alkohol ke antariksa.

Termasuk Polusi Udara, Ini 10 Penyebab Penyakit Jantung yang Perlu Diketahui

Komet 46P/Wirtanen yang mengunjungi Tata Surya bagian dalam pada 2018, menurut hasil analisis atmosfernya mengeluarkan apa yang oleh para ilmuwan disebut mempunyai kadar alkohol yang sangat tinggi.

"Komet 46P/Wirtanen memiliki salah satu rasio alkohol tertinggi hingga saat ini dibanding komet lainnya. Ini memberi tahu kita informasi tentang bagaimana molekul karbon, oksigen, dan hidrogen didistribusikan di Tata Surya awal tempat Wirtanen terbentuk," kata ilmuwan komet, Neil Dello Russo.

5 Cara Ampuh Melepaskan Diri dari Kecanduan Alkohol

Komet 46P/Wirtanen adalah pengunjung reguler dari Tata Surya bagian luar. Komet ini berayun mengelilingi Matahari setiap 5,4 tahun, dan terkadang membelok begitu dekat ke Bumi sehingga terlihat di langit malam dengan mata telanjang.

Pada kunjungan terakhirnya di Desember 2018, Komet 46P/Wirtanen datang dalam jarak 11,6 juta kilometer dari Bumi atau sekitar 30 kali jarak rata-rata antara Bumi dan Bulan, seperti dikutip dari situs Science Alert, Senin, 5 Juli 2021.

Tak Punya SIM, Begini Hasil Tes Urine Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim

Para astronom memanfaatkan sepenuhnya kesempatan ini untuk mempelajari komet dari jarak yang relatif dekat, menggunakan Near-Infrared Spectrograph (NIRSPEC) Observatorium Keck yang baru saja ditingkatkan.

Atmosfer komet dapat memberi tahu kita tentang bagian luar dan awal Tata Surya. Komet berbeda dari asteroid karena diisi dengan segala macam senyawa beku yang terikat di dalamnya saat terbentuk, sehingga dijuluki bola salju kotor.

Untuk sebagian besar orbit komet, es ini tetap beku. Tetapi ketika komet cukup dekat dengan kehangatan Matahari, es mulai menyublim, mengeluarkan debu dan menciptakan selubung gas yang berdebu.

Bahan inilah yang membentuk ekor gas dan debu komet, mengalir menjauh dari Matahari karena angin matahari dan tekanan radiasi. Krena materi ini telah terkunci membeku dalam komet sejak terbentuk hingga sublimasi, ia memiliki informasi tentang komposisi awan tempat Tata Surya itu sendiri terbentuk.

NIRSPEC hanya membutuhkan waktu 10 hingga 20 menit untuk mendeteksi komposisi komet, yang terdiri dari asetilena, amonia, etana, formaldehida, hidrogen sianida (senyawa yang membuat komet bersinar hijau), metanol, dan air.

"Senyawa organik pada komet memberi tahu kita bahan apa yang membentuk tata surya kita dan berfungsi sebagai prekursor kehidupan. Kita kemudian dapat mencari molekul prebiotik yang sama ini di sistem planet lain yang membuka pintu menarik bagi kemungkinan yang sangat nyata untuk menemukan kehidupan mikroba di luar sana," tutur Neil.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya