Begini Cara Kerja Test PCR untuk Mendeteksi COVID-19

Petugas memonitor tes usap PCR COVID-19 (foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Ada beberapa tes atau pengujian yang bisa dilakukan, untuk mengetahui apakah seseorang terpapar oleh virus COVID-19 atau tidak, Yang paling umum dikenal saat ini adalah polymerase chain reaction atau tes PCR.

Bukan Cuma Biar Adem, Tidur Telanjang Ternyata Bermanfaat untuk Kesehatan

Jenis pemeriksaan ini memanfaatkan sampel lendir dari tenggorokan atau hidung, karena di dua tempat itu virus biasa berkembang dengan cara menggandakan diri.

Virus yang aktif akan memiliki molekul Deoxyribonucleic Acid (DNA) atau Ribonucleic Acid (RNA). Pada COVID-19, material genetikanya adalah RNA, yang akan diamplifikasi sehingga bisa dideteksi.

Viral Emak-emak di Taput Dituduh Curi Ketang Dihukum Telanjang, Begini Kata Polisi

CEO Daewoong Pharmaceutical Company Indonesia, Sengho Jeon mengatakan bahwa alat tes Real Time PCR atau RT-PCR yang mereka miliki, yakni AccuraDtect akan mengidentifikasi biomarker RdRp, E dan N2, kemudian mengolahnya menjadi hasil dalam waktu empat jam.

Cara kerjanya adalah pertama yakni mendeteksi RNA pada sampel, kemudian mengamplifikasi hingga bisa dilihat tipe dan jenis virus apa yang ada.

5 Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Darah Tinggi, dari Buah Beri sampai Yogurt

"Kami akan melakukan yang terbaik dalam menyediakan solusi total untuk mengatasi pandemi COVID-19, serta melanjutkan pengembangan obat COVID-19 Niclosamide dan Chamostat," ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu 17 Juli 2021.

Sebagai informasi, Daewoong Foundation yang merupakan bagian dari Daewoong Group menggelar program beasiswa untuk mahasiswa yang terkait jurusan kesehatan di Indonesia, dan ini adalah yang ke-9 kalinya mereka melakukan itu.

Program tersebut dapat diikuti oleh mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), yang berasal dari jurusan farmasi, ilmu kedokteran, bioteknologi, serta kimia. Berbeda dengan sebelumnya di mana seleksi berdasarkan prestasi akademik mahasiswa, kali ini kontes ide terkait dengan industri kesehatan digunakan sebagai dasar evaluasi.

Topik yang bisa dipilih yakni telemedicine, penyakit kronis, pengobatan COVID-19 dan pengembangan bio-industri, stem cell sebagai pengobatan aesthetic regenerative, evaluasi terhadap pasar suplemen, pandemi COVID-19 dan tren perkembangan alat kesehatan, studi kasus dan analisis terhadap ekspansi perusahaan kesehatan asing untuk memasuki pasar lokal, serta prospek pasar asuransi kesehatan.

55 penerima beasiswa terpilih akan mendapatkan beasiswa secara individu senilai Rp14,46 juta. Pendaftaran tersedia melalui aplikasi online, dan ditutup pada Minggu 25 Juli 2021.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya