Transformasi Digital Bikin Desa Jadi Mandiri

ilustrasi transformasi digital.
Sumber :
  • VIVA/Tim Desain

VIVA – Pandemi COVID-19 menjadi momentum Telkom melakukan implementasi transformasi digital di lima desa. Kelimanya yaitu Desa Pangandaran (Kabupaten Pangandaran/Jawa Barat), Desa Palasari (Kabupaten Subang/Jawa Barat), Desa Sambirejo (Kabupaten Sleman/Jawa Tengah), Desa Ranupani (Kabupaten Lumajang/Jawa Timur), dan Desa Kemuning (Karanganyar/Jawa Tengah).

DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya

Kelima desa dari tiga provinsi itu diterapkan Smart Village Nusantara (SVN) yang dapat memudahkan dan memberi kepuasan bagi perangkat desa. Implementasi SVN dimulai di Desa Pangandaran dan Desa Kemuning per 1 Oktober 2020 sementara sisa desa lainnya sejak 1 Januari 2021.

Sebagai program pengembangan desa, SVN mendorong desa untuk menjadi mandiri dan digital melalui berbagai program dan solusi yang implementasinya dapat dilakukan secara parsial dengan tahapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik desa.

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

Saat ini SVN sudah terimplementasi di lebih dari 150 desa melalui aplikasi simpeldesa dan ePuskesmas. Berdasarkan keterangan resmi Telkom, Senin, 26 Juli 2021, terdapat tiga program utama dalam SVN.

Pertama, Smart Economy untuk meningkatkan ekonomi desa melalui model bisnis partisipasi warga dan penguatan BUMDes sebagai lokomotif pengembangan ekonomi di ekosistem desa. Kedua, Smart Society untuk meningkatkan kapasitas, kemampuan dan kualitas hidup masyarakat desa dengan semangat kolaborasi.

OJK Beberkan Kunci Hadapi Memanasnya Dinamika Ekonomi Global

Ketiga, Smart Government untuk meningkatkan proses pelayanan publik dan administrasi. Adapun, aplikasi yang tercakup dalam Smart Economy antara lain iKAS (untuk ePOS UMKM), eLok (eLektronik Loket untuk wisata desa), simpeldesa (untuk tata kelola layanan pemerintah desa, antar warga dan ke depannya ekonomi desa).

Kemudian, Smart Society (ePuskesmas, ePosyandu, CCTV, Panic Button, Bioskop Desa, dan e-Library), serta aplikasi lain pendukung Smart Government (Portal Desa, ewarga, monev desa, dan pusat manajemen pengguna UCM).

Sementara Smart Society yang berbentuk hotspot yang dipasang di titik strategis desa, rata-rata pengguna harian ada di kisaran 200-300 pengguna sementara pengguna bulanan ada di rentang 6.851 hingga 11.160 user atau pengguna.

Telkom mengungkapkan rekapitulasi transaksi Smart Economy lima desa percontohan atau Gross Transaction Value (GTV) iKAS pada Oktober 2020 sudah mencapai Rp197 juta, Januari 2021 (Rp467 juta), April 2021 (Rp1,3 miliar), dan Juni 2021 (Rp2,2 miliar).

Di sisi lain, penerapan loket wisata (eLok) di Desa Sambirejo dan Desa Kemuning, tercatat total Rp75 juta. Namun, sejak Januari 2021, empat bulan setelah rilis, naik ke Rp235 juta, April 2021 (Rp455 juta), dan Juni 2021 (Rp732 juta).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya