Kementerian Pertahanan Gerebek Perusahaan Mata-mata Israel

Ilustrasi Pegasus, perangkat lunak atau software milik NSO Group asal Israel.
Sumber :
  • Threatpost

VIVA – Kementerian Pertahanan Israel telah memeriksa kantor perusahaan mata-mata NSO Group di Herzliya dekat Tel Aviv sebagai bagian dari penyelidikan tuduhan proyek spyware Pegasus yang telah digunakan untuk memata-matai para aktivis, politisi, eksekutif bisnis, dan jurnalis di seluruh dunia.

Serang RS Al-Shifa, Israel Klaim Bunuh 20 Milisi Hamas dan 200 Lainnya Ditangkap

"Perwakilan dari sejumlah badan datang ke NSO hari ini untuk memeriksa tuduhan yang diajukan," demikian keterangan resmi Kementerian Pertahanan Israel, melalui akun Twitternya, seperti dikutip dari situs The Guardian, Senin, 2 Agustus 2021.

Meski begitu, Kementerian Pertahanan tidak merinci lembaga pemerintah mana yang terlibat dalam penyelidikan, tetapi media Israel sebelumnya melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kehakiman, Mossad, dan Badan Intelijen Militer Israel ikut menyelidiki NSO Group.

Dukung Hak Palestina, China Jalin Hubungan Erat dengan Hamas

Laporan awal menggambarkan bahwa tindakan Kementerian Pertahanan ke kantor NSO Group adalah sebagai penggerebekan. Namun, pihak NSO Group mengatakan dalam sebuah pernyataan kalau pihak berwenang 'telah mengunjungi mereka secara resmi' ketimbang menyebutnya sebagai aksi penggerebekan.

NSO Group juga mengaku jika mereka sudah diberitahu sebelumnya ada pejabat Kementerian Pertahanan yang mengawasi soal ekspor siber yang sensitif dan akan melakukan inspeksi. "Kami membuka pintu dan siap bekerja sama dalam pemeriksaan tersebut dengan otoritas (Kementerian Pertahanan) Israel,” ungkap mereka.

Terkuak Deretan Alasan AS Jadi Sekutu Paling Setia Negara Zionis Israel

NSO Group telah membantah tuduhan telah melakukan pengawasan tidak sah terhadap ponsel menggunakan spyware-nya. Mereka memastikan akan bekerja dalam transparansi penuh dengan otoritas Israel.

"Kami yakin bahwa pemeriksaan ini akan membuktikan fakta sebagaimana dinyatakan berulang kali oleh perusahaan terhadap tuduhan palsu yang dibuat terhadap kami dalam serangan media baru-baru ini," ujar pihak NSO Group.

Presiden Prancis Emmanuel Macron merupakan adalah salah satu tokoh dengan profil tertinggi yang nomor teleponnya muncul di database 50 ribu yang bocor. Macron diyakini telah dipilih sebagai kandidat kuat untuk diawasi oleh klien NSO Group.

Ia pun telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada minggu lalu untuk menekankan pentingnya melakukan 'penyelidikan dengan benar'. NSO Group menghadapi tekanan yang meningkat dari masyarakat dunia, terutama di antara telepon yang ditargetkan untuk diawasi adalah Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, selain Emmanuel Macron.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya