Content Creator Indonesia akan Dapat Gaji dari YouTube

ilustrasi YouTube.
Sumber :
  • TechSpot

VIVA – YouTube kembali menghadirkan program gajian untuk para pembuat konten (content creator). Mereka bersedia membayar hingga US$10 ribu atau Rp143 juta per bulan jika membuat video populer di YouTube Shorts, fitur pesaing TikTok.

Ulang Tahun, Nikita Mirzani Traktir Makan dan Bagi THR ke Ojol

Anak usaha Google itu juga berencana untuk membayar US$100 juta atau Rp1,3 triliun per tahun depan dengan pembayaran pertama keluar pada bulan ini. Angka itu terbilang besar untuk pembuat konten tapi tidak semua bisa mendapatkannya.

Popularitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan uang akan bergantung pada berapa banyak orang yang membuat dan menonton YouTube Shorts setiap bulannya, dan pembayaran juga akan bergantung pada lokasi masing-masing para content creator.

Waktu yang Pas Berhubungan Seks di Bulan Ramadhan dan Aturan Mandi Junub Agar Puasa Tetap Sah

Syaratnya bukan itu saja. YouTube juga mengharuskan video yang dibuat pembuat konten benar-benar buatan sendiri atau asli. Unggahan ulang dan video yang ditandai dengan tanda air dari platform lain, seperti TikTok, Snapchat, atau pun Reels, akan didiskualifikasi untuk mendapatkan pembayaran.

Pembayaran bagi content creator hanya tersedia untuk 10 negara pada saat ini, yaitu Amerika Serikat (AS), Inggris, Rusia, India, Brasil, Jepang, Meksiko, Nigeria, Afrika Selatan dan Indonesia, mengutip dari laman The Verge, Rabu, 4 Agustus 2021.

Teuku Ryan Tak Bisa Janjikan Tak Poligami, Serahkan Semua Kepada Allah

Pembuat konten biasa dibayar YouTube berdasarkan iklan yang ditayangkan di video mereka. Jadi, ada hubungan antara jumlah penayangan iklan dan jumlah uang yang mereka terima. Namun berbeda dengan Shorts, di mana YouTube tidak ingin menampilkan iklan di awal setiap video.

Shorts Fund pada akhirnya akan diganti dengan program monetisasi jangka panjang yang dapat diskalakan, menurut Chief Product Oficer YouTube, Neal Mohan. Kucuran dana tersebut adalah cara untuk memulai dan mulai mencari tahu bagaimana seharusnya monetisasi bekerja bagi pembuat konten.

Skema pembayaran seperti ini menjadi semakin umum. TikTok dan Snapchat membayar pembuat konten berdasarkan popularitas video mereka, bukan berdasarkan iklan. Hasilnya berpotensi menguntungkan bagi pembuat konten, meskipun transparansi tentang berapa banyak yang dapat diperoleh pembuat konten pada bulan tertentu kurang bisa diketahui.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya