Ilmuwan: Badai Matahari Bisa Menyebabkan Kiamat

Badai Matahari.
Sumber :
  • Bizsiziz

VIVA – Badai Matahari bisa menyebabkan kiamat. Bukan kiamat dalam konteks Bumi dan seluruh Tata Surya hancur, tapi kiamat internet lantaran kondisi cuaca di luar angkasa yang ekstrem, sehingga bisa menjadi bencana besar bagi kehidupan di Bumi, menurut penelitian terbaru yang diungkapkan di Konferensi Komunikasi Data SIGCOMM 2021.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Dunia akan terjerumus ke dalam kiamat internet gara-gara badai Matahari yang membuat sebagian besar penduduk Bumi mengalami mati atau offline atas semua perangkat elektronik selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan.

"Yang benar-benar membuat saya berpikir tentang ini (kiamat internet) adalah masih adanya pandemi COVID-19. Saya melihat betapa tidak siapnya dunia (jika terjadi badai Matahari). Tidak ada protokol untuk menanganinya secara efektif. Infrastruktur kita tidak siap menghadapinya," kata Asisten Profesor dari University of California, Amerika Serikat (AS), Sangeetha Abdu Jyothi.

Jadwal 'Kiamat' Tak Bisa Ditunda, Sosok Penting Ini Menyerah

Badai Matahari jarang terjadi, sehingga para ilmuwan memperkirakan kemungkinan cuaca luar angkasa yang ekstrem yang berdampak langsung ke Bumi antara 1,6 hingga 12 persen per dekade. Baru-baru ini hanya ada dua badai yang tercatat. Pertama pada 1859, dan yang kedua pada 1921.

Insiden sebelumnya, yang dikenal sebagai Peristiwa Carrington, telah menciptakan gangguan geomagnetik yang begitu parah di Bumi sehingga membuat kabel telegraf terbakar serta menciptakan aurora terlihat di dekat khatulistiwa Kolombia.

Jokowi: Jalan Inpres Gorontalo Penting untuk Tingkatkan Konektivitas Daerah

Badai Matahari yang lebih kecil juga bisa membawa bencana. Salah satu peristiwa terjadi pada Maret 1989, yang membuat seluruh Provinsi Quebec di Kanada padam selama sembilan jam, seperti dilansir dari situs Science Alert, Selasa, 7 September 2021.

Sejak itu peradaban manusia menjadi jauh lebih bergantung pada internet dan dampak potensial dari badai geomagnetik besar-besaran pada infrastruktur baru itu sebagian besar masih belum dipelajari. Dalam makalah barunya, dia mencoba menunjukkan dengan tepat kerentanan terbesar dalam infrastruktur.

Kabar baiknya adalah koneksi internet lokal dan regional cenderung berisiko rendah karena kabel serat optik tidak terpengaruh oleh arus yang diinduksi secara geomagnetik.

Namun, kabel internet bawah laut panjang yang menghubungkan benua akan memiliki pengaruh berbeda. Kabel ini dilengkapi dengan repeater untuk meningkatkan sinyal optik, dengan jarak sekitar 30 hingga 90 mil (50 sampai 150 kilometer).

Repeater rentan terhadap arus geomagnetik dan seluruh kabel dapat menjadi tidak berguna jika satu repeater saja menjadi offline. Jika banyak kabel bawah laut yang gagal di wilayah tertentu, maka seluruh benua di Bumi dapat terputus satu sama lain.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya