Pendiri Telegram: Lindungi Otakmu dari TikTok dan Netflix

Pendiri Telegram Pavel Durov.
Sumber :
  • Instagram/@durov

VIVA – Platform video pendek asal China TikTok disebut pendiri Telegram Pavel Durov telah merusak kreativitas dan pikiran manusia dengan mengalihkan pengguna dari tugas-tugas yang benar-benar penting.

Viral Ayu Ting Ting Bagi-bagi THR Rp20 Ribu, Para Tetangga Akhirnya Buka Suara

Selain TikTok, platform online lainnya yang disemprot Durov adalah layanan streaming video asal Amerika Serikat (AS), Netflix.

"Jika kita memelihara otak kita dengan data kehidupan nyata yang memungkinkannya untuk memecahkan masalah mendasar maka itu akan memprosesnya di latar belakang dan menghasilkan solusi yang tidak terduga," kata dia, seperti dikutip dari situs Russia Today, Rabu, 8 September 2021.

13 Tahun Punya Mobil, Suami Ini Andalkan Sang Istri Ketika Kesulitan Parkir di Rumah

Namun, Durov melanjutkan, mayoritas orang lebih suka memberi makan otak mereka dengan TikTok dan Netflix daripada fakta kehidupan nyata yang dapat membuat mereka mengubah dunia. Miliarder asal Rusia ini menyerukan manusia untuk melindungi alat mereka yang paling kuat, yaitu pikiran.

Menurut Durov, otak tidak selalu bisa membedakan antara kenyataan dan fiksi, sehingga membuat orang fokus pada pemecahan masalah yang tidak ada daripada masalah di kehidupan nyata.

Kisah Perjuangan Vikyo, Dari Warnet Hingga sebagai Influencer

"Untuk menjadi kreatif dan produktif, kita harus membersihkan pikiran dari lumpur lengket, dari konten yang tidak relevan dengan 'algoritma rekomendasi' yang membanjiri pikiran setiap hari," tegas dia.

Kritik pedas tentang dunia teknologi ini bukan untuk pertama kalinya keluar dari mulut Durov. Sebelumnya, ia juga mengecam perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) seperti Apple dan Google karena secara aktif menyensor informasi.

"Dua puluh tahun yang lalu kami memiliki Internet yang terdesentralisasi dan sistem perbankan yang relatif tidak terbatas. Setiap tahun kami menyerahkan lebih banyak kekuasaan dan kendali atas hidup kami kepada segelintir eksekutif perusahaan yang tidak bertanggung jawab yang tidak kami pilih," paparnya.

Sebagian besar pikiran aktif dan kreatif begitu sibuk fokus pada perusahaan yang memproduksi konten digital, sehingga mereka melupakan prinsip privasi dan kebebasan di internet.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya