Diam-diam Beli Alat Mata-mata Israel

Bendera Israel.
Sumber :
  • Atalayar

VIVA – Kantor Kepolisian Kriminal Federal Jerman (BKA) secara rahasia membeli spyware NSO Pegasus dari Israel pada 2019. Hal ini terungkap dalam sebuah sidang parlemen pada Selasa, 7 September kemarin. Informasi saja, NSO menjual alat mata-mata Pegasus kepada polisi dan badan intelijen secara global.

Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan

Perangkatnya sangat canggih, sehingga dapat memata-matai iPhone dan smartphone Android secara real-time, mengaktifkan fungsi mikrofon dan video untuk merekam percakapan, pengaturan, membaca data lokasi dan mengurai enkripsi pada pesan obrolan.

Pemerintah Federal memberikan informasi kepada Komisi Dalam Negeri di Parlemen Jerman Bundestag tentang pembelian alat mata-mata itu dalam sesi tertutup, kata beberapa sumber, seperti dikutip dari situs Deutsche Welle, Rabu, 8 September 2021.

Israel Gempur RS Al-Shifa Gaza, 200 Warga Palestina Tewas

Laporan ini mengkonfirmasi laporan sebelumnya dari media Jerman Die Zeit. Perangkat lunak atau software itu diperoleh di bawah "kerahasiaan tertinggi", demikian Die Zeit, meskipun pengacara ragu karena alat pengawasan dapat melakukan lebih dari yang diizinkan oleh undang-undang privasi Jerman.

Namun, versi yang dibeli oleh BKA memiliki fungsi tertentu yang diblokir untuk mencegah penyalahgunaan, menurut pakar keamanan kepada surat kabar tersebut. Meskipun tidak jelas bagaimana cara kerjanya pada tatanan praktis.

Mantan Komandan IDF Sebut Netanyahu Bikin Israel Semakin Terpuruk

Pengungkapan pembelian spyware Pegasus tersebut merupakan hasil investigasi bersama oleh Die Zeit serta harian Süddeutsche Zeitung dan lembaga penyiaran publik NDR dan WDR.

Menurut Süddeutsche Zeitung, Wakil Presiden BKA Martina Link telah mengkonfirmasi kepada anggota parlemen bahwa jawatannya telah membeli perangkat lunak tersebut.

Pada akhir 2020, BKA mengakuisisi versi perangkat lunak virus Trojan Pegasus. Hal ini telah digunakan dalam operasi tertentu menyasar terorisme dan kejahatan sejak Maret tahun ini.

Mahkamah Konstitusi Federal Jerman telah memutuskan, aparat keamanan hanya diizinkan untuk menggunakan spyware pada ponsel dan komputer milik target pengawasan untuk kasus khusus, dan hanya dapat memicu jenis operasi tertentu.

Di saat supremasi hukum membatasi penggunaannya, teknologi yang tersedia terus berkembang, nyaris tanpa batasan. Pemerintah Jerman telah ditanyai secara khusus tentang penggunaan spyware NSO tiga kali dalam beberapa tahun terakhir, namun secara tegas menolak untuk menjelaskan penggunaannya, audit maupun pengawasan tentang hal itu.

Seorang perempuan sedang menelepon pakai iPhone depan kantor NSO Group di Israel.

Photo :
  • The Times of Israel

Dalam pernyataan tertulis menjawab pertanyaan dari anggota tim penyidik resmi, anggota parlemen Partai Kiri, Martina Renner, BKA menyebutkan hak parlemen atas informasi berkonflik dengan "kepentingan kerahasiaan sesuai konstitusi demi kesejahteraan negara dalam kasus-kasus luar biasa".

BKA memulai negosiasinya dengan NSO Israel pada 2017. Selama bertahun-tahun, BKA telah menggunakan perangkat lunak pengawasan buatan internalnya sendiri, tetapi software ini rumit dan ketinggalan zaman, itulah sebabnya pihak berwenang Jerman itu beralih ke NSO.

Pegasus memanfaatkan kerentanan dalam sistem keamanan smartphone, ibaratnya untuk membuka kotak Pandora peangkat pengawasan yang melanggar privasi. Yang lebih meresahkan lagi adalah, tidak diketahui siapa yang menjadi sasaran pemerintah di seluruh dunia yang telah membeli alat tersebut.

Pada Juli 2021, sebuah konsorsium organisasi media berita termasuk Die Zeit melaporkan penyalahgunaan ekstensif teknologi, yang datanya iambil dari daftar target potensial pada 2016 yang mencakup lebih dari 50 ribu nomor telepon.

Target tersebut antara lain para aktivis hak asasi manusia, jurnalis dan pengacara serta kepala negara, menteri, dan diplomat senior. Analisis teknis ponsel beberapa orang yang dijadikan target, mengungkapkan ponsel mereka telah berhasil diretas menggunakan perangkat lunak Pegasus milik NSO Israel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya