- Kemenko Marves
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan generasi Z dan milenial agar peduli dan sadar apa arti laut sesungguhnya. Karena, sejak pada masa prasejarah nenek moyang bangsa Indonesia dikenal sebagai pelaut yang tangguh dan ulung.
"Maka, kita wajib meneruskan cita-cita mulia para pendahulu. Menjadikan laut sebagai kehidupan, namun juga menjaganya untuk masa depan," kata dia, Kamis, 9 September 2021. Wejangan Luhut ini bagian dari peluncuran film seri Mangi-Mangi besutan Kemenko Marves yang ditayangkan di platform video Maxstream milik Telkomsel.
Film ini bertujuan menginspirasi sekaligus mendorong semangat anak muda daerah agar dapat lebih berdaya dalam mengembangkan desa melalui budidaya kepiting soka sebagai salah satu biota laut yang memiliki nilai potensial di Indonesia.
"Kalian yang ramah dengan gadget (gawai) dan dunia internet, sepertinya wajib menonton film seri Mangi-Mangi yang bercerita tentang suka duka persahabatan anak-anak pesisir yang sedang mencari jati diri," jelas Luhut.
Platform Maxstream sudah menghadirkan lebih dari delapan ribu judul koleksi konten film dan serial. Selain itu, Maxstream telah diunduh lebih dari 25 juta kali.
Pada kesempatan yang sama, Vice President Brand and Marketing Communications Telkomsel Abdullah Fahmi berharap konten inspratif yang semakin banyak dihadirkan melalui Maxstream dapat terus membuka peluang bagi masyarakat mengoptimalkan beragam potensi diri maupun kearifan lokalnya agar dapat bermanfaat untuk kepentingan bersama.
"Hadirnya film dengan total durasi 31 menit ini diharapkan kian memperkaya varian konten inspiratif yang dihadirkan oleh Maxstream sekaligus mempertegas komitmen memenuhi kebutuhan pelanggan akan hiburan berkualitas dan mendidik," ungkapnya.
Film yang bisa dinikmati pelanggan Maxstream mulai 8 September 2021 itu berkisah tentang Aris (Fachri Muhammad), Raha (Rinaldy Zulkarnain), dan Laras (Laras Sardi) yang cemas pada kondisi desa mereka yang tak dapat menghasilkan apapun karena banyak pemuda-pemudi yang memilih merantau.
Ketiga remaja itu pun tergerak untuk memberdayakan pemuda-pemudi desa yang tersisa agar dapat produktif sekaligus menggerakkan roda perekonomian desa melalui budidaya kepiting soka. Namun usaha ketiganya banyak menemui tantangan bahkan mengalami kegagalan, sehingga menguji komitmen mereka dalam memajukan desa tempat tinggalnya.
