4 Fakta Ancaman Kiamat Internet yang Disebabkan Badai Matahari

Badai Matahari.
Sumber :
  • Daily Express

VIVA – Sebuah penelitian memperingatkan bahwa badai matahari ekstrem dengan skala besar bisa menyebabkan peristiwakiamat internet’, yakni peristiwa di mana internet putus selama berhari-hari atau berbulan-bulan.

Kinclong Sepanjang Hari, Nilai Transaksi Perdagangan Saham BUMI Capai Rp 412 miliar

Matahari selalu memberikan Bumi dengan suatu partikel bermuatan yang dikenal sebagai angin matahari. Pada kebanyakan bagian, perisai magnet milik Bumi akan menghalangi aliran listrik ini agar tidak menyebabkan kerusakan di Bumi dan terhadap para penghuninya.

Hanya saja, terkadang dalam beberapa abad atau lebih, angin tersebut akan menjadi badai matahari besar. Seperti yang disebutkan dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh Sangeetha Abdu Jyothi dari SIGCOMM 2021, badai matahari tersebut bisa menjadi bencana besar bagi kehidupan modern saat ini.

Berencana Kuasi Reorganisasi, BUMI Bakal Gelar RUPST dan RUPSLB

Badai matahari sendiri merupakan letusan besar plasma dan partikel bermuatan yang diledakkan ke luar angkasa oleh Matahari. Berikut ini fakta-fakta ancaman ‘kiamat internet’ yang disebabkan oleh badai matahari besar.

1. Bisa sebabkan ‘kiamat internet’
Dikutip dari laman Live Science, badai matahari besar dapat menjerumuskan dunia ke dalam ‘kiamat internet’ yang membuat sebagian besar masyarakat offline selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Saham Bumi Resources Meroket Usai Umumkan Rencana Kuasi Reorganisasi, Ini Penjelasan Manajemen

“Yang membuat saya berpikir adalah bahwa melalui pandemi ini kita bisa melihat bagaimana dunia sangat tidak siap. Tidak ada protokol untuk menanganinya secara efektif, dan itu sama dengan ketahanan internet. Infrastruktur kami tidak siap untuk peristiwa badai matahari skala besar,” ujar Abdu Jyothi kepada WIRED, dikutip VIVA, Sabtu, 11 September 2021.

2. Dampak badai Matahari terhadap internet
Melansir Independent, jalur serat optik jarak jauh dan kabel bawah laut, yang merupakan bagian penting dari infrastruktur internet global, rentan terhadap arus yang dihasilkan di kerak bumi oleh badai matahari atau Coronal Mass Ejection (CME).

“Coronal Mass Ejection (CME) melibatkan emisi materi bermuatan listrik dan medan magnet yang menyertainya ke luar angkasa. Saat menabrak bumi, ia berinteraksi dengan medan magnet bumi dan menghasilkan arus geomagnetik di kerak bumi,” ujar Jyothi.

3. Koneksi internet lokal dan regional memiliki risiko lebih rendah terkena dampaknya
Kabar baiknya, studi tersebut mengatakan bahwa koneksi internet lokal dan regional cenderung memiliki risiko yang lebih rendah mengalami ‘kiamat internet’. Sebab, kabel serat optik koneksi internet lokal tidak terpengaruh oleh arus yang diinduksi secara geomagnetik.

Namun, kabel internet yang terdapat di bawah laut dan menghubungkan benua atau negara memiliki risiko yang tinggi. Pasalnya, kabel ini dilengkapi dengan repeater untuk meningkatkan sinyal optik yang rentan terhadap arus geomagnetik.

4. Badai matahari sudah pernah terjadi sebelumnya
Badai matahari ekstrem yang juga dikenal sebagai Coronal Mass Ejection (CME) ini merupakan peristiwa yang sangat langka dan relatif jarang terjadi. Peneliti memperkirakan kemungkinan cuaca luar angkasa ekstrem yang berdampak langsung ke Bumi antara 1,6 persen hingga 12 persen per dekade.

Terdapat dua peristiwa badai matahari yang pernah tercatat dalam sejarah, yakni pada tahun 1859 dan 1921. Dalam insiden sebelumnya yang disebut juga sebagai Peristiwa Carrington, badai matahari menyebabkan gangguan geomagnetik yang parah hingga kabel telegraf terbakar.

Badai yang lebih kecil pernah terjadi pada Maret 1989, di mana badai tersebut menyebabkan aliran listrik di seluruh provinsi Quebec di Kanada padam selama sembilan jam. Artinya, badai matahari ekstrem tak hanya bisa menyebabkan ‘kiamat internet’, tetapi juga ancaman mati listrik parah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya