Apa Itu Kiamat Internet dan Mengapa Bisa Terjadi? Ini Penjelasannya

Ilustrasi partikel energi badai matahari yang mengarah ke Bumi.
Sumber :
  • nasa.gov

VIVA – Belakangan ini, fenomena kiamat internet sedang ramai diperbincangkan. Pasalnya, peristiwa ini diperkirakan akan menjadi ancaman jika terjadi badai matahari yang menyerang Bumi. Hal tersebut sebagaimana hasil studi dari seorang peneliti.

Badai matahari atau Coronal Mass Ejection (CME) merupakan fenomena alam yang jarang terjadi, di mana ketika badai ini terjadi, Matahari akan mengalami letusan besar berisi plasma dan partikel bermuatan yang meledak ke luar angkasa.

Perlu diketahui,Matahari selalu memberikan bumi suatu partikel bermuatan yang disebut sebagai angin surya atau angin matahari. Namun, perisai magnet milik Bumi biasanya akan menghalangi aliran listrik dari partikel tersebut dan menyebabkan kerusakan di Bumi beserta penghuninya.

Apa itu kiamat internet?
Sangeetha Abdu Jyothi, seorang asisten profesor dari University of California, menulis dan memberikan peringatan dalam studi yang dilakukannya bahwa sebuah badai matahari dapat menyebabkan ‘kiamat internet’.

Artinya, ketika fenomena ini terjadi, seluruh manusia terancam harus offline selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan lamanya. Dengan adanya ancaman ini, Jyothi khawatir akan terjadi malapetaka dan kekacauan.

Dikutip dari laman East Mojo, hal ini dikarenakan manusia sudah sangat bergantung dengan koneksi internet untuk melakukan segala hal. Hal paling membuat Jyothi khawatir mengenai situasi yang menjadi ancaman ini adalah bagaimana dunia sudah menunjukkan ketidaksiapannya untuk menghadapi fenomena tersebut.

Bukan tanpa alasan, kekhawatiran Jyothi dilatarbelakangi oleh kondisi pandemi saat ini, di mana dunia sangat tidak siap untuk menghadapi situasi ini. Jyothi percaya, infrastruktur yang ada saat ini tidak cukup memadai dan tidak siap jika diterpa oleh badai matahari.

Mengapa kiamat internet bisa terjadi?
Sebagaimana dijelaskan di laman Independent, kiamat internet bisa terjadi apabila Bumi diterpa badai matahari lantaran jalur serat optik jarak jauh dan kabel bawah laut rentan terhadap arus yang dihasilkan di kerak bumi oleh badai matahari. Jalur serat optik dan kabel bawah laut tersebut merupakan bagian sangat penting dari infrastruktur internet global.

“Coronal Mass Ejection (CME) melibatkan emisi materi bermuatan listrik dan medan magnet yang menyertainya ke luar angkasa. Saat menabrak bumi, ia berinteraksi dengan medan magnet bumi dan menghasilkan arus geomagnetik di kerak bumi,” kata Jyothi, dikutip VIVA dari Independent, Selasa, 14 September 2021.

Meski demikian, Jyothi dalam penelitian menyebutkan bahwa koneksi internet lokal dan regional akan memiliki risiko yang lebih rendah terkena dampak kiamat internet tersebut. Pasalnya, kabel serat optik koneksi internet lokal tidak terpengaruh oleh arus yang diinduksi secara geomagnetik.

Berbeda dengan kabel internet yang terdapat di bawah laut dan menghubungkan benua atau negara yang dilengkapi dengan repeater untuk meningkatkan sinyal optik yang sangat rentan terhadap arus geomagnetik.

Negara mana saja yang rentan terkena dampak kiamat internet?
Jika sejumlah kabel bawah laut terkena dampak dari badai matahari, Jyothi mengatakan dalam penelitiannya bahwa seluruh benua akan mengalami kiamat internet satu sama lain. Menurut Jyothi, negara-negara dengan garis lintang tinggi jauh lebih rentan mengalami hal ini daripada negara yang dekat dengan khatulistiwa.

Artinya, negara yang jauh dari khatulistiwa akan menjadi negara pertama yang mengalami kiamat internet. Saat terjadi, tentunya tidak akan mudah untuk memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing negara untuk memperbaikinya.

Hal itulah yang membuat Jyothi memprediksi bahwa kiamat internet akan terjadi selama berbulan-bulan. Meskipun demikian, Jyothi tidak menyebutkan kapan badai matahari akan terjadi. Namun, fenomena ini memang sudah pernah terjadi sebelumnya.

Bagaimana sejarah badai matahari?
Menurut catatan sejarah, terdapat dua badai matahari berskala besar yang pernah terjadi, yakni pada tahun 1859 dan 1921. Badai yang pertama terjadi disebut sebagai Peristiwa Carrington. Peristiwa tersebut mengakibatkan gangguan geomagnetik yang parah di Bumi hingga menyebabkan kabel telegraf terbakar. 

Kemenkominfo Menggelar Nobar Webinar "Mengenal Literasi Digital Sejak Dini"

Peristiwa tersebut merupakan salah satu badai geomagnetik terbesar yang terjadi dalam sejarah. Saat itu, aurora terlihat di seluruh dunia. Di bagian utara Bumi, cahaya aurora tersebut terpancar sangat terang hingga membangunkan para penambang emas.

Bahkan, aurora dapat terlihat di Meksiko, Queensland, Kuba, Hawaii, Jepang bagian selatan, China, dan Kolombia. Badai matahari lebih kecil pernah terjadi juga pada tahun 1989, di mana saat itu seluruh wilayah Quebec di Kanada harus bertahan tanpa listrik selama sembilan jam.

5 Kebiasaan Sepele yang Bikin Wajah Cepat Keriput! Hindari Segera!

Jika badai matahari terjadi di era modern seperti saat ini, maka dampaknya tidak hanya pada pemutusan aliran listrik, tetapi juga koneksi internet atau kiamat internet.

Kemenkominfo gelar nobar webinar

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Webinar "Hak dan Tanggung Jawab di Ruang Digital"

Kemenkominfo mengadakan kegiatan webinar “Hak dan Tanggung Jawab di Ruang Digital” dalam rangka meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024