Media Sosial Bisa Membunuhmu

Instagram.
Sumber :
  • Invest in Hamilton

VIVA – Kepala Instagram Adam Mosseri baru-baru ini mengungkap soal efek negatif platformnya terhadap pengguna. Ia mengibaratkan media sosialnya itu dengan mobil, di mana beberapa orang berpotensi untuk terlindas. Sama halnya seperti media sosial.

Jumat Agung, Presiden Jokowi Ajak Resapi Makna Pengorbanan Yesus Kristus

"Kita tahu bahwa lebih banyak orang mati karena kecelakaan mobil. Tapi, pada umumnya mobil-mobil besar menciptakan nilai yang jauh lebih besar di dunia daripada yang mereka hancurkan. Dan saya pikir media sosial melakukan hal serupa," kata dia, seperti dikutip dari situs Mashable, Senin, 20 September 2021.

The Journal menemukan Instagram telah membuat hidup lebih buruk bagi segmen penggunanya, satu dari tiga gadis remaja. Mereka menyalahkan Instagram atas peningkatan tingkat kecemasan dan depresi.

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Webinar "Hak dan Tanggung Jawab di Ruang Digital"

Mosseri melanjutkan, mobil memang tunduk pada peraturan keselamatan berkendara yang ketat di tingkat federal. Begitu juga dengan media sosial yang juga memiliki aturan, tetapi tetap berpotensi bermasalah.

"Kami pikir Anda harus berhati-hati karena regulasi dapat menyebabkan lebih banyak masalah," ungkapnya. Analogi Mosseri yang melibatkan kecelakaan mobil mungkin sedikit masuk akal.

Kemenkominfo Menggelar Nobar Webinar "Mengenal Literasi Digital Sejak Dini"

Penelitian Facebook yang dilaporkan The Journal menemukan bahwa di antara remaja yang melaporkan pikiran untuk bunuh diri, 13 persennya pengguna dari Inggris dan 6 persen pengguna Amerika Serikat (AS), yang melacak keinginan untuk bunuh diri lewat Instagram.

Pada 2018, BuzzFeed News menerbitkan sebuah memo yang ditulis oleh Wakil Presiden Facebook Andrew Bosworth. Dokumen keluaran 2016 itu melukiskan gambaran tentang sebuah perusahaan yang mati karena mengabaikan konsekuensi dunia nyata dari layanannya.

Memo tersebut berpendapat bahwa tujuan Facebook adalah untuk menghubungkan orang-orang. Ada kemungkinan mati sebagai akibatnya tetapi tidak akan membuat kemunduran pada raksasa media sosial itu.

"Mungkin itu menghabiskan nyawa dengan mengekspos seorang pengguna ke penguntit. Mungkin seseorang meninggal dunia dalam serangan teroris yang terkoordinasi pada alat kami. Dan kami masih menghubungkan orang-orang," tutur Bosworth, kala itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya