Transformasi Digital Tidak Bisa Terjadi dalam Satu Malam

Transformasi digital.
Sumber :
  • IMT Solutions

VIVA – Seluruh masyarakat di dunia saat ini menjadi lebih terhubung dan memiliki ketergantungan yang lebih besar terhadap sarana digital yang tersedia. Ekonomi berperan besar memperluas dampak teknologi digital, seperti produksi dan konsumsi produk digital hingga layanan dan pengalaman digital.

Lindungi Kesehatan Pekerja, Kemnaker Ajak Perusahan Aktif Tanggulangi Tuberkolosis di Tempat Kerja

Di Asia Tenggara, pelemahan ekonomi yang terjadi akibat pandemi COVID-19 membuat sebagian besar perusahaan melakukan transformasi digital. Berdasarkan data International Data Corporation (IDC), sebanyak 31 persen perusahaan di Asia Tenggara mengalihkan fokus investasi pada model bisnis baru.

Mereka melakukan ekspansi pasar dan mengubah strategi pendekatan terhadap konsumen. Menjelang akhir 2020, tingkat optimisme pelaku bisnis terlihat lebih tinggi. Hal tersebut dipicu oleh peluncuran vaksin COVID-19 dengan harapan ekonomi akan berangsur membaik dan kasus positif COVID-19 melandai.

Chery Perluas Jaringan Diler di Kota Satelit Jakarta

Di sisi lain, belanja teknologi informasi (TI) secara keseluruhan terkontraksi 1,1 persen. Angka ini sedikit lebih baik dari perkiraan sebelumnya, yaitu kontraksi 2 sampai 3 persen.

Sebagian besar pengeluaran TI difokuskan pada pemanfaatan layanan cloud, aplikasi analisis, internet of things (IoT), artificial intelligence, automation technologies, dan business services.

Bluebird Hadirkan Layanan Baru, Pakai Toyota Voxy

"Perubahan strategi digital ini menyebabkan perusahaan membutuhkan layanan cloud yang lebih besar dibandingkan sebelumnya," kata Managing Director IDC for ASEAN, Sudev Bangah, Selasa, 21 September 2021. Sebanyak 54 persen perusahaan menggunakan anggaran belanja operasional lebih besar untuk pengadaan cloud.

Lalu, 84 persen di antaranya lebih memilih penyedia layanan cloud yang bisa membantu mereka mengatur aktivitas bisnisnya. Kemudian, 44 persen menginginkan layanan cloud yang menyediakan keamanan data lebih baik, dan 22 persen pilih layanan cloud yang menyediakan akses yang sesuai aktivitas bisnis.

Cloud hadir sebagai solusi dengan membawa berbagai kemudahan dan keunggulan, terutama untuk mendukung implementasi digital,” ujar Marketing and Solution Director Lintasarta Ginandjar.

Sebelum adanya pandemi, sebagian besar rencana bisnis perusahaan tidak memperhitungkan kondisi unik ini sehingga menyebabkan banyak dari mereka kesulitan untuk merespons atas situasi kritis.

Saat pandemi terjadi, perusahaan memperkuat ketangguhan bisnis untuk beradaptasi, yaitu menjalankan aktivitas bekerja dari rumah, perdagangan menggunakan platform digital, dan automasi. Ketika pandemi usai, perusahaan mulai mempersiapkan strategi untuk menghadapi potensi disrupsi bisnis lainnya yang akan muncul di masa depan.

Kendati demikian, transformasi digital tidak bisa terjadi dalam satu malam. Menurut Ginandjar, perusahaan berorientasi digital membutuhkan perencanaan yang matang dan melalui peta jalan rencana transformasi digital.

"Dalam penyusunan tahapan transformasi digital pada sebuah bisnis dibutuhkan fundamental yang kuat, seperti kesiapan dan kematangan infrastruktur. Salah satunya cloud," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya