Konten Ujaran Kebencian Bikin Facebook Panen Cuan

Facebook.
Sumber :
  • The Indian Express

VIVA – Pelapor kebocoran besar dokumen internal di Facebook mengaku raksasa media sosial itu selalu memprioritaskan keuntungannya sendiri di atas kepentingan publik.

Cocok untuk Content Creator, Aset Kripto Ini Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Frances Haugen, seorang ilmuwan data dan mantan product manager Facebook Civic Misinformation, mengungkapkan kalau dirinya adalah wanita yang secara anonim membocorkan dokumen penelitian perusahaan ke The Wall Street Journal dan Kongres Amerika Serikat (AS).

Haugen mengatakan kebocoran tersebut menunjukkan bagaimana Facebook memperbesar ujaran kebencian dan informasi yang salah dengan memprioritaskan keuntungan sepihak, seperti dilansir VIVA Tekno dari situs Independent, Selasa, 5 Oktober 2021.

Menko Polhukam Sebut 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online

"Hal yang selalu saya lihat berulang kali di Facebook adalah adanya konflik kepentingan antara apa yang baik untuk publik dan apa yang baik untuk Facebook," tegas Haugen. Raksasa media sosial milik Mark Zuckerberg itu berulang kali selalu memilih untuk kepentingan perusahaan, seperti menghasilkan lebih banyak uang.

Ia sudah bekerja di sejumlah perusahaan, termasuk Google dan Pinterest. Tapi, menurut Haugen, bekerja di Facebook jauh lebih buruk karena keinginan perusahaan menempatkan keuntungannya di atas kesejahteraan pengguna.

Polisi Ungkap Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Diduga Menistakan Agama

Masalah utama Facebook, lanjut dia, adalah perubahan algoritma yang dibuat perusahaan pada 2018, yang memutuskan apa yang dilihat pengguna di umpan berita platform itu.

"Anda mungkin hanya melihat 100 konten jika Anda duduk dan menggulir selama lima menit. Algoritma Facebook memilih potongan-potongan ini dari ribuan opsi yang dapat ditunjukkan kepada pengguna," kata Haugen.

Algoritma dioptimalkan untuk konten yang mendapat banyak keterlibatan atau reaksi dari pengguna. Penelitiannya juga menunjukkan bahwa konten yang penuh ujaran kebencian, yang memecah-belah dan mempolarisasi, lebih mudah menginspirasi orang untuk marah daripada emosi lainnya.

Namun, jika Facebook mengubah algoritmanya untuk berada di sisi yang aman, maka pengguna akan cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu di platform, mengklik lebih sedikit iklan, dan tentunya, menghasilkan lebih sedikit uang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya