Mau Ganti Nama, Facebook Jangan Senang Dahulu

Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg.
Sumber :
  • The New Yorker

VIVA – Facebook akan segera berganti nama pada bulan ini. Jika benar demikian, jangan senang dahulu. Sebab, para ahli berpendapat Facebook tetap tidak bisa lepas dari pengawasan regulator dan publik tentang bahaya media sosial.

Bea Cukai Gelar Sosialiasi Cukai di Bogor dan Banjarmasin

"Legislator dan politikus cukup pintar untuk tidak dibodohi oleh pencitraan ulang (Facebook)," kata analis internet di Atlantic Equities, James Cordwell, seperti dikutip dari situs Livemint, Kamis, 21 Oktober 2021.

Sementara Kepala Urusan Merek di Prophet, Marisa Mulvihil, melihat rencana Facebook mengganti nama adalah strategi yang efektif supaya anak perusahaannya bisa mempertahankan reputasi. Meskipun berganti nama, Facebook akan tetap menghadapi tekanan yang sama.

Terbitkan Aturan Penanganan Permasalahan Bank Umum, OJK Antisipasi Situasi Geopolitik Global

"Media dan regulator tidak akan berhenti menyelidiki hanya karena pencitraan ulang. Jadi, saya rasa berganti nama tidak akan membantu Facebook mengatasi pengawasan regulator atau keraguan, jika bukan ketidakpercayaan, secara umum dari publik," tegas dia, menerangkan.

Baru-baru ini, Facebook sedang disorot regulator setelah seorang mantan karyawannya bernama Frances Haugen (37) membocorkan ribuan dokumen internal. Sebelumnya, The Verge menuliskan bahwa nama induk perusahaan WhatsApp, Instagram, dan Facebook Messenger itu sebagai metaverse.

Bawaslu Sebut Bansos dan Penggantian Pejabat Daerah Jadi Aspek Pengawasan Pilkada 2024

Nama baru itu juga diyakini sebagai salah satu cara agar WhatsApp, salah satu produk Facebook yang populer, tidak terganggu anggapan publik soal Facebook. Hal ini pula berlaku untuk Oculus, perangkat virtual reality (VR) buatan mereka.

Jadi, apa itu metaverse? Secara sederhana dapat didefinisikan sebagai realitas digital. Mirip dengan world wide web (www), tetapi menggabungkan aspek media sosial, augmented reality (AR), game online, dan cryptocurrency (mata uang kripto) untuk memungkinkan pengguna melakukan aktivitas dan berinteraksi secara virtual.

Konsep ini memang masih di tahap awal pengembangan, tapi potensinya dinilai sangat-sangat besar. Facebook juga selama bertahun-tahun telah melangkah ke arah ini dengan investasinya di bidang teknologi virtual dan augmented reality (AR).

Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg berharap suatu hari nanti orang-orang akan memikirkan perusahaan media sosial sebagai perusahaan metaverse. "Alih-alih hanya melihat konten, tapi Anda justru berada di dalamnya,” kata Zuckerberg, menjelaskan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya