Amerika Cuma Gertak Sambal ke China

Amerika Serikat (AS) vs China di luar angkasa.
Sumber :
  • Nikkei Asia

VIVA – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon dilaporkan sudah menguji coba rudal hipersonik. Alat utama sistem persenjataan utama atau alutsista itu dipastikan dipakai Amerika untuk menyerang China.

Edi Purwanto Paparkan Kinerja DPRD Jambi di Hadapan Wakil Konsul AS

Sebelum menyerang target, rudal tersebut meluncur ke atmosfer atas dengan kecepatan lima kali kecepatan suara atau sekitar 3.853 mil (6.200 kilometer) per jam.

Dalam tes beberapa hari yang lalu, Angkatan Laut dan Angkatan Darat AS menguji coba prototipe komponen senjata hipersonik, di mana hasilnya menunjukkan 'keberhasilan yang bagus'.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Peluncuran rudal hipersonik AS ini sebagai respons Presiden Joe Biden yang berjanji akan turun tangan apabila China benar-benar menginvasi Taiwan yang tetap ngotot menjadi negara mandiri.

"Saya katakan bahwa China, Rusia, dan seluruh dunia tahu kalau militer Amerika terkuat dalam sejarah dunia. Saya juga yakinkan kalau Taiwan tidak perlu khawatir (dengan China)," kata Biden seraya memberi ancaman, seperti dikutip VIVA Tekno dari situs Express, Senin, 25 Oktober 2021.

Diduga Sakit Jiwa, Bule Amerika di Bali Nekat Culik Bocil Perempuan

Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden.

Photo :
  • Foreign Policy

Mendengar ancaman Biden, Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun secara meyakinkan menuduh Paman Sam mengambil tindakan berbahaya karena memimpin situasi di Selat Taiwan ke arah yang berbahaya.

Tak ayal, komentar Biden langsung diklarifikasi Gedung Putih, yang mengatakan bahwa AS belum mengubah doktrin diplomasinya dan hanya akan membantu Taiwan untuk membentengi diri mereka.

Washington DC diketahui mengadopsi doktrin 'ambiguitas strategis', sebagai peralihan untuk menghindari konfrontasi langsung dengan Beijing. Menanggapi komentar Biden, seorang juru bicara Gedung Putih memastikan 'tidak ada perubahan' dalam kebijakan AS terkait Taiwan.

"Kerja sama pertahanan dengan Taiwan dipandu oleh UU Taiwan. Kami menjalankan komitmen kami sesuai undang-undang ini, dan akan terus membantu pertahanan Taiwan. Kami akan terus melawan upaya mengubah status quo secara sepihak,” jelas sang juru bicara Gedung Putih, seperti dikutip dari Deutsche Welle.

Sebelumnya, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA telah memicu kekhawatiran, setelah memohon kepada pemerintah AS untuk berinvestasi dalam pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir guna membuat posisinya terdepan dalam perlombaan ruang angkasa dengan China dan Rusia.

Para pejabat NASA bersaksi di sidang subkomite Sains, Luar Angkasa, dan Teknologi dan menyerukan senjata baru, untuk membantu AS mencapai Mars sebelum China atau pun Rusia. Mereka meminta anggota parlemen AS untuk menginvestasikan lebih banyak sumber daya untuk meneliti dan mengembangkan roket bertenaga nuklir.

“Kita (Amerika Serikat) perlu bergerak dengan langkah cepat untuk tetap kompetitif dan tetap menjadi pemimpin dalam komunitas antariksa global,” ujar Penasihat senior NASA untuk Anggaran dan Keuangan, Bhavya Lal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya