UMKM Lokal Dididik Mengemas Pelepah Pisang

Batang pohon pisang.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Survei yang dilakukan Bank Dunia pada 2021 menyebutkan sebanyak 80 persen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang masuk ekosistem digital memiliki daya tahan bisnis lebih baik.

Huawei Band 9: Layar Mirip Smartwatch, Harga Cuma Setengah Juta

Studi lainnya yang dilakukan Asosiasi E-Commerce Indonesia memaparkan selama pandemi COVID-19 terjadi kenaikan penjualan di e-commerce sebesar 25 persen.

Artinya, masyarakat Indonesia, terutama pelaku UMKM, sudah keluar dari zona nyaman dan mampu beradaptasi supaya bisnisnya bertahan.

Jembatani Kesenjangan Akses E-Commerce Daerah Non-Urban, Clubb Kyta Gandeng Mahasiswa

Hingga Juli 2021, sebanyak 15,3 juta UMKM masuk ke ekosistem digital. Angka tersebut mencapai 23,9 persen dari total UMKM di Indonesia.

Bahkan, baru-baru ini diumumkan ada puluhan produk UMKM asli Kabupaten Tangerang, Banten diekspor ke luar negeri. Produk ini akan dipamerkan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) dan Busan, Korea Selatan.

Lebaran Pengeluaran Membengkak? Ini 7 Tips Menyiasatinya Biar Lebih Hemat

"Jumlah produk (UMKM) yang dikirim sudah melalui kurasi. Untuk Dubai Expo 2020 ada sekitar 11 produk dan 35 di antaranya untuk Galeri ITPC Busan. Selain promosi ke luar negeri dan dalam negeri, kami juga membuat platform aplikasi Bintanggemilang.id untuk bantu jualan produk UMKM," kata Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Jumat, 19 November 2021.

Sebelumnya, para UMKM ini sudah mendapat binaan berkat program Inkubator Bisnis dan Teknologi Digital Marketing Center (IBT DMC).

Program ini didanai oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Inkubator ini membantu pelaku UMKM menembus pasar skala nasional dan Internasional.

Mereka pun didampingi dalam mencari pembeli atau pasar, pelatihan pemasaran digital, pendampingan manajemen dan bisnis, pendampingan pengurusan sertifikat halal, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Hasilnya sudah terfasilitasi 15 izin BPOM, 50 sertifikasi halal, fasilitasi merek dagang 5 UMKM, hingga membuatkan website untuk 50 UMKM. Swiss German University (SGU) juga turut barpartisipasi membangun kualitas UMKM Kabupaten Tangerang.

Rektor Swiss German University Filiana Santoso mengaku bangga terlibat dalam program kolaborasi akademisi, bisnis dan government atau ABG. Produk yang sudah diekspor adalah ukiran fosil kayu sampai pada produk sepatu.

Pogram kolaborasi Pemkab Tangerang dan SGU juga sedang mempersiapkan ekspor pelepah pisang ke Eropa. "Jadi, pelepah pisang ini dicari untuk mengawetkan dan menyimpan produk wine (minuman anggur beralkohol) supaya lebih bagus kualitasnya," jelas dia.

Untuk itu, para UMKM dilibatkan dalam memenuhi pasar pelepah pisang ke Eropa dengan melatih mengemas pelepah pisang yang sesuai dengan keinginan pasar di Benua Biru tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya