NASA Mau Pasang Nuklir di Bulan

Bulan, satelit alami Bumi.
Sumber :
  • BMKG

VIVA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA ingin menempatkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Bulan.

NASA Sebut Ada Lebih dari 5.000 Planet di Luar Tata Surya, Begini Penjelasannya

Tujuannya untuk mendukung kehidupan manusia secara permanen di satelit alami Bumi tersebut. Langkah ini dilakukan sebelum mengirim misi berawak ke Mars di masa depan.

Namun NASA sadar tidak bisa melakukannya sendirian. Mereka menggandeng Laboratorium Nuklir Nasional milik Departemen Energi AS untuk mengembangkan sumber listrik berbasis nuklir pada akhir dekade ini.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

“Menyediakan sistem daya tinggi yang andal di Bulan adalah langkah vital berikutnya dalam eksplorasi ruang angkasa manusia. Kami siap dan akan mencapainya," kata Fission Surface Power Project Lead Departemen Energi AS, Sebastian Corbisiero, seperti dikutip dari situs Independent, Senin, 22 November 2021.

Reaktor nuklir akan menyediakan daya listrik penting, terlepas dari kondisi di Bulan atau Mars dan dibangun di Bumi sebelum dikirim ke luar angkasa.

Penjelasan BI soal Layanan Alipay Mau Masuk Indonesia

Proposal NASA untuk reaktor nuklir harus mencakup rencana untuk inti reaktor berbahan bakar uranium, sistem untuk mengubah tenaga nuklir menjadi energi yang dapat digunakan, sistem manajemen termal untuk menjaga reaktor tetap dingin, dan sistem distribusi yang menyediakan tidak kurang dari 40 kilowatt energi daya listrik selama 10 tahun.

“Saya berharap sistem tenaga permukaan fisi nuklir akan sangat bermanfaat bagi rencana kami untuk arsitektur daya di Bulan dan Mars. Langkah ini juga bisa mendorong inovasi untuk digunakan di Bumi,” kata Administrator NASA’s Space Technology Mission Directorate, Jim Reuter.

Reaktor nuklir di Bulan juga harus mampu menghidupkan dan mematikan dirinya sendiri tanpa bantuan manusia dan dapat beroperasi dari dek pendarat Bulan.

Untuk itu, mesti bisa dipindahkan dari pendarat, lalu dijalankan pada sistem bergerak dan diangkut ke lokasi di mana pun akan beroperasi.

Bukan itu saja. Reaktor nuklir tersebut harus muat di dalam silinder sepanjang 18 kaki dan beratnya tidak lebih dari 13.200 pound (sekitar 6 ribu kg). "Semua proposal untuk proyek ini harus diajukan paling lambat tanggal 19 Februari 2022," jelas Reuter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya